Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com- K abar duka datang biara susteran tarekat Fransiskus Misionaris Maria (FMM) yang terletak Jalan Trans Mbay-Maumere. Biara y...
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.Com - Organisasi Katolik Vox Populi Institute Indonesia atau Vox Point Indonesia menyelenggarakan diskusi politik Seri 4 sec...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.com -Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari ra...
-
Matakatolik.com- Liturgi mengatur beberapa warna khusus untuk liturgi selama pekan suci. Adapun warna liturgi tersebut, yaitu: ...

Kolekte Misa Pembukaan Pesparani Disumbangkan untuk Korban Bencana di Sulteng
Ket. Foto: Uskup Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi saat ditemui di Kantor Keuskupan Ambonia, Ambon, Senin (29/10).
Matakatolik.Com - Seluruh kolekte Misa Pembukaan Pesparani Nasional Pertama disumbangkan untuk korban bencana di Sulawesi Tengah.
"Yang jelas hasil kolekte tersebut kita akan sumbangkan untuk saudara-saudara kita di Sulawesi Tengah," kata Uskup Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi, di Gedung Keuskupan Amboina, Senin (29/10/2018).
Ia mengaku bersyukur karena penyelenggaraan Misa Pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional Pertama di Lapangan Merdeka, Kota Ambon berjalan lancar dan aman.
Bahkan, kata Uskup Mandagi, misa tersebut mengekspresikan kerja sama antara umat beragama dalam suatu kegiatan.
"Kegiatan Pesparani ini bukan hanya kegiatan umat katolik, tetapi melibatkan umat dari agama lain. Panitia lokalnya hanya 10 persen dari Katolik, selebihnya dari Islam, Protestan dan agama-agama lainnya," ujar Uskup Mandagi.
Selain nilai toleransi dan gotong royong dalam keberagaman, kata Uskup Mandagi, Pesparani juga mengangkat nilai cinta kasih dan saling membantu dalam persaudaraan sejati.
Karena itu, tutur dia, hasil dana kolekte di Misa Pembukaan Pesparani pada Sabtu, 27 Oktober 2018 lalu akan disumbangkan untuk korban gemba dan tsunami di Sulawesi Tengah.
"Hidup kita itu harus didasari dengan cinta kasih untuk sesama. Karena itulah nanti hasil kolekte dari Pesparani ini akan kita sumbangkan untuk korban gempa di Palu, Sigi, dan Donggala. Itu bagian dari cinta kasih," ungkap dia.
Misa pembukaan tersebut diikuti oleh kira-kira 5.800 umat Katolik peserta Pesparani. Namun, Uskup Mendagi mengaku belum mengetahui jumlah kolekte pada misa tersebut.
Lebih lanjut, Uskup Mandagi juga bersyukur karena ternyata kontingen dari Sulteng tetap hadir dan ikut berpartisipasi dalam perlombaan Pesparani di Kota Ambon.
Di tengah suasana bencana, kata dia, kontingen Sulteng tetap terlibat dalam berbagai perlombaan Pesparani.
Sebagaimana diketahui, Misa pembukaan Pesparani di Kota Ambon pada Sabtu (27/5) dipimpin langsung oleh delapan uskup dan puluhan imam.
Konselebran utama dalam misa ini adalah Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Uskup Agung Jakarta Mgr Suharyo.
Selain Uskup Mandagi, uskup lain yang menjadi konselebran dalam Misa Pembukaan tersebut adalah Uskup Denpasar yang juga menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng Mgr Silvester San, Uskup Agung Makassar Mgr Johanes Liku Ada, Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarto, Uskup Agung Merauke Mgr Niko Adi Saputra, Uskup Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang, dan Uskup Samarinda Mgr Yustinus Harjosusanto.
Matakatolik - Justin Patris
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar