Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.com -Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari ra...
-
Matakatolik.com- Liturgi mengatur beberapa warna khusus untuk liturgi selama pekan suci. Adapun warna liturgi tersebut, yaitu: ...
-
Matakatolik.com- Organisasi Katolik Vox Populi Institute Indonesia kembali menggelar diskusi politik seri XVIII yang bertajuk Memburu T...
-
Matakatolik.com- Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia mengecam keras tindakan pembunuhan satu keluarga di Desa Lembatongoa, K...

PGI: Gereja Harus Berjalan Bersama Sebagai Garam dan Terang
Matakatolik.Com - Gereja harus berjalan bersama, bersatu membangun umat dan bangsa Indonesia. Kerja sama antara Gereja sangat penting demi kokohnnya NKRI.
Hal tersebut dikatakan Pendeta Bambang H. Widjaja dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Ia menyampaikan hal tersebut dalam sambutan di depan para Uskup se-Indonesia pada pembukaan Sidang Sinodal KWI 2018, di Pusat Pastoral Keuskupan Bandung (PPKB), Senin, (5/11/2018).
"Kita perlu berjalan bersama antara berbagai Gereja secara serasi agar dapat memenuhi panggilan sebagai garam di tengah kehamburan. Dan, menjadi terang di tengah kegelapan di dunia ini. Hanya dengan demikian kita bisa menghadirkan Kristus di tengah dunia," kata dia.
Ia menyebut kerja sama antara Gereja sudah dibangun sejak lama. Contohnya terkait RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan.
"Langkah bersama juga sudah diwujudkan dalam menyatakan tanggapan terhadap RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan meskipun dalam perspektif dan konteks masing-masing," katanya.
PGI, kata dia, menegaskan tentang intervensi negara dalam pendidikan agama non formal yang sesungguhnya merupakan peribadatan Gereja.
Walaupun mengkritisi RUU sesuai perspektif masing-masing, namun kata dia, pesannya sama. Bahwa RUU tersebut tidak menggambarkan pemahaman yang komprehensif terhadap pendidikan agama Kristiani. Tak layak diundangkan tanpa adanya revisi mendasar.
"Inilah pentingnya memperteguh langkah bersama PGI dan KWI terutama di bidang politik," pungkas dia.
Matakatolik - Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar