Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Artis kenamaan Ruben Onsu mengaku siap menjadi orang tua penyanyi cilik asal Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Betra...
-
Matakatolik.com -Jangan anggap remeh air suci. Air berkat yang telah diberkati pastor adalah air suci yang telah diberkati Tuhan. Penga...
-
Matakatolik.com - Paus Fransiskus menunjuk Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo sebagai salah satu Kardinal, sebagaimana dikutip dar...
-
Matakatolik.com -Dalam rangka mendorong partisipasi kaum milenial dalam Pemilu 2019, KOKAPPI (Komite Ormas Katolik Peduli Pemilu) yang te...
-
Matakatolik.com -Hari Ini, 57 Kelompok kuliah Kerja Nyta (KKN) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Katolik Indonesi...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
Matakatolik.com -Sebanyak 677 mahasiswa baru FKIP Unika Santu Paulus Ruteng mengawali kuliah tahun akademik 2019/2020 dengan kegiatan pen...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisedjati Matakatolik.com -Dewan Pimpinan Nasional Vox Point Indonesia meminta seluru...

PGI: Gereja Harus Berjalan Bersama Sebagai Garam dan Terang
Matakatolik.Com - Gereja harus berjalan bersama, bersatu membangun umat dan bangsa Indonesia. Kerja sama antara Gereja sangat penting demi kokohnnya NKRI.
Hal tersebut dikatakan Pendeta Bambang H. Widjaja dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Ia menyampaikan hal tersebut dalam sambutan di depan para Uskup se-Indonesia pada pembukaan Sidang Sinodal KWI 2018, di Pusat Pastoral Keuskupan Bandung (PPKB), Senin, (5/11/2018).
"Kita perlu berjalan bersama antara berbagai Gereja secara serasi agar dapat memenuhi panggilan sebagai garam di tengah kehamburan. Dan, menjadi terang di tengah kegelapan di dunia ini. Hanya dengan demikian kita bisa menghadirkan Kristus di tengah dunia," kata dia.
Ia menyebut kerja sama antara Gereja sudah dibangun sejak lama. Contohnya terkait RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan.
"Langkah bersama juga sudah diwujudkan dalam menyatakan tanggapan terhadap RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan meskipun dalam perspektif dan konteks masing-masing," katanya.
PGI, kata dia, menegaskan tentang intervensi negara dalam pendidikan agama non formal yang sesungguhnya merupakan peribadatan Gereja.
Walaupun mengkritisi RUU sesuai perspektif masing-masing, namun kata dia, pesannya sama. Bahwa RUU tersebut tidak menggambarkan pemahaman yang komprehensif terhadap pendidikan agama Kristiani. Tak layak diundangkan tanpa adanya revisi mendasar.
"Inilah pentingnya memperteguh langkah bersama PGI dan KWI terutama di bidang politik," pungkas dia.
Matakatolik - Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar