Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
-
Viktus Murin Matakatolik.com -Tokoh Kristiani Tahun 2018 Pilihan Majalah Narwastu, Viktus Murin mengecam keras 'aksi paksa mengecap...
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.com -Kasih harus menjadi pedoman dalam membangun Reksa Pastoral di Keuskupan Ruteng Manggarai Flores NTT. Hal ini disampaikan...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com -Menteri Agama Fachrul Razi hari ini menunjuk Aloma Sarumaha sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bimas Katolik. Bersamaa...
-
Matakatolik.com - Direktur Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan (LKAK), Viktus Murin mendesak Presiden Jokowi untuk menegur Menteri Agama F...

Romo Magnis: Pilpres Persatukan Bangsa, Bukan Sebaliknya
Matakatolik.Com - Rohaniawan Katolik sekaligus budayawan, Franz Magnis Suseno, mengatakan pemilihan Presiden 2019 hendaknya sebagai kontestasi politik yang mempersatukan bangsa. Bukan jadi ajang memecah belah karena berbeda pilihan.
“Jangan sampai kita tak bersatu hanya karena beda pilihan dan pandangan politik,” Kata Romo Magniz, di Jakrta Senin (5/11).
Menurutnya, situasi politik Indonesia saat ini sudah bergeser dari keadabannya, yakni kesantunan.
Padahal, kata dia, perjalanan kompetisi pilpres tidak menimbulkan kompetisi yang negatif seperti politisasi agama.
Hal ini sangat penting karena politisasi isu agama sangat berisiko menimbulkan perpecahan.
Ia menekankan agar isu agama yang memunculkan pertentangan dan intoleransi harus dicegah bersama karena dapat membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Jadi tidak perlu perbedaan dan kompetisi politik yang panjang dihubungkan dengan agama. Jadi jangan agama dipolitisasi yang memecah belah dan menebar kebencian. Ini menghilangkan keadaban kesantunan kita sebagai bangsa,” katanya.
Magnis memandang perlunya sosialisasi kampanye damai dalam bentuk dialog umat beragama, dengan tujuan agar menghindari konflik-konflik yang ditimbulkan dari isu agama yang dipolitisasi.
“Karena agama mesti ada unsur damai. Dalam perbedaan kita saling menghargai. Tentu kita sekarang menjelang pilpres dengan sendirinya ketegangan-ketegangan dalam masyarakat bisa naik, maka sangat perlu suasana yang sejuk dan positif dan saling percaya antara masyarakat,” tandasnya.
Kontestasi politik lima tahunan diharapkan tak sampai mengganggu kerukunan, persaudaraan, dan persatuan bangsa.
Oleh karena itu, kata dia, semua kontestan dan juga masyarakat diminta menggunakan politik beradab, sesuai tata krama dan sopan santun berkampanye.
Matakatolik – Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar