Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
-
Viktus Murin Matakatolik.com -Tokoh Kristiani Tahun 2018 Pilihan Majalah Narwastu, Viktus Murin mengecam keras 'aksi paksa mengecap...
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.com -Kasih harus menjadi pedoman dalam membangun Reksa Pastoral di Keuskupan Ruteng Manggarai Flores NTT. Hal ini disampaikan...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com -Menteri Agama Fachrul Razi hari ini menunjuk Aloma Sarumaha sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bimas Katolik. Bersamaa...
-
Matakatolik.com - Direktur Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan (LKAK), Viktus Murin mendesak Presiden Jokowi untuk menegur Menteri Agama F...

Makna Hari Rabu Abu Bagi Umat Katolik
Matakatolik.com-Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari raya Paskah nantinya.
Melansir Katolisitas, Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaskah, yang menandai bahwa kita memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paskah.
Baca Juga: Ini Jadwal Lengkap Misa Rabu Abu 6 Maret 2019 di Keuskupan Agung Jakarta
Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan.
Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8).
Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2).
1. Mengapa hari Rabu?
Gereja Katolik menerapkan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari.
Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu.
(Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu).
Jadi penentuan awal masa Prapaskah pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paskah, tanpa menghitung hari Minggu.
2. Mengapa Rabu “Abu”?
Abu adalah tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6).
Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu.
Baca Juga: Simak! Berpuasa dan Berpantang Menurut Gereja Katolik
Oleh karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”
Dalam ibadat gereja-gereja di seluruh dunia, abu pembakaran daun palem dicampur dengan air atau minyak suci, lalu diberikan dalam bentuk tanda salib di dahi umat.
Abu daun palem yang digunakan pada Rabu Abu berasal dari perayaan Minggu Palem tahun sebelumnya.
Minggu Palem merupakan perayaan kembalinya Yesus ke Jerusalem saat Ia disambut kerumunan orang yang melambaikan daun palem atau palma.
Baca Juga: Komunitas Jumper Se-Jabodetabek Gelar Seminar Spiritualitas Ekaristi
Pemberian tanda salib dengan abu itu disertai kata-kata, "Bertobatlah, dan percaya pada Injil" (Markus 1:15) atau "Ingat bahwa kamu berasal dari debu, dan kamu akan kembali menjadi debu" (Kejadian 3:19).
Rabu Abu merupakan awal masa Pra-Paskah, periode pertobatan dan refleksi selama 40 hari yang memperingati pencobaan dan pergumulan yang dihadapi Yesus selama periode yang sama di padang pasir.
Praktik menandai dahi dengan simbol tobat, berkabung, dan kematian pada awalnya dijalankan Gereja Katolik Roma.
Namun, Christian Today mencatat bahwa Gereja Metodis, Episkopal, Presbiterian, Lutheran, dan denominasi Protestan lainnya kini juga mempraktikkannya.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar