Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.com -Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari ra...
-
Matakatolik.com- Liturgi mengatur beberapa warna khusus untuk liturgi selama pekan suci. Adapun warna liturgi tersebut, yaitu: ...
-
Matakatolik.com- Organisasi Katolik Vox Populi Institute Indonesia kembali menggelar diskusi politik seri XVIII yang bertajuk Memburu T...
-
Matakatolik.com- Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia mengecam keras tindakan pembunuhan satu keluarga di Desa Lembatongoa, K...

PSI: Seruan Moral KWI Mencerahkan dan Layak Jadi Panduan
Suci Mayang Sari
Matakatolik.com-Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sangat mengapresiasi seruan moral bagi umat Katolik di Indonesia terkait Pemilu 2019 yang dikeluarkan Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia ( KWI).
“Seruan tersebut amat mencerahkan dan bermanfaat sebagai panduan bagi umat Katolik dalam menghadapi Pemilu 2019,” kata Caleg DPR RI PSI dari Dapil Jawa Barat III (Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor), Suci Mayang Sari, dalam keterangan pers, Sabtu 2 Maret 2019.
Baca Juga:Basaria Panjaitan: Jangan Pilih Caleg Mantan Napi Koruptor
Pada seruan tersebut, KWI meyakini politik itu pada dasarnya baik karena merupakan sarana mewujudkan kesejahteraan bersama. Politik dalam dirinya sendiri mengandung nilai-nilai luhur seperti pelayanan, pengabdian, pengorbanan, keadilan, kejujuran, ketulusan, solidaritas, kebebasan, dan tanggung jawab.
“Prinsip ini sejalan dengan nilai-nilai PSI. Kami berpolitik dipicu kesadaran bahwa politik adalah tugas mulia untuk mewujudkan kebahagiaan bagi semua orang, bukan demi pencapaian kekuasaan semata,” kata Mayang yang juga Bendahara Umum DPP PSI.
Baca Juga: Uang Bonus Piala AFF U-22, Marianus Sumbang Gereja
KWi melanjutkan, dunia politik harus diisi orang-orang yang mempunyai kapasitas, loyalitas, integritas, dan dedikasi tinggi dalam mengemban jabatan serta menggunakan kekuasaan.
“Di PSI, kami secara serius mengejar kualitas calon legislatif semacam itu dengan menggelar seleksi secara terbuka, dengan melibatkan para panelis independen, tidak ada lagi praktik “beli kucing dalam karung” seperti yang terjadi di partai-partai lain,” lanjut Mayang.
Seruan untuk tidak golput pun layak diapresiasi. Mayang menegaskan, mustahil mendapat kandidat, presiden atau calon legislatif, yang tanpa cacat. Pasti ada saja kekurangannya.
“Ketika hak pilih tidak digunakan, sebenarnya kita sedang memberi jalan bagi calon yang kekurangannya paling banyak untuk melenggang ke kekuasaan. Secara ekstrem, golput membiarkan orang jahat berkuasa,” ujar Mayang.
Baca Juga:Surat Dakwaan Ratna Sarumpaet, Gambaran Konspirasi Oprasi Sedot Lemak
Hal yang harus disadari, tambah Mayang, kehidupan semua warga senantiasa terkait dengan politik. Mustahil mengelak dari politik.
“Karena itu, pastikan bahwa pengemban jabatan politik adalah mereka yang kompeten, punya integritas, dan berdedikasi tinggi – seperti disampaikan KWI,” kata Mayang.
KWI juga memaparkan sejumlah hal yang harus diperhatikan warga sebegai pemilih. Salah satunya, memilih kandidat yang berani menolak segala bentuk radikalisme dan intoleransi.
Baca Juga:Jenguk Ibu Ani Yudhoyono di Singapura, Presiden dan Ibu Iriana Beri Semangat untuk Sembuh
“Nah, dalam soal ini, para pemilih harus cermat. Banyak kandidat atau partai yang mengaku menjunjung toleransi. Pada kenyataannya mereka diam saat, misalnya, ada rumah ibadah yang ditutup dengan paksa. Berbeda dengan PSI yang konsisten, tak ada beda antara ucapan dan perbuatan,” pungkas aktivis 98 ini.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar