Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
-
Viktus Murin Matakatolik.com -Tokoh Kristiani Tahun 2018 Pilihan Majalah Narwastu, Viktus Murin mengecam keras 'aksi paksa mengecap...
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.com -Kasih harus menjadi pedoman dalam membangun Reksa Pastoral di Keuskupan Ruteng Manggarai Flores NTT. Hal ini disampaikan...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com -Menteri Agama Fachrul Razi hari ini menunjuk Aloma Sarumaha sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bimas Katolik. Bersamaa...
-
Matakatolik.com - Direktur Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan (LKAK), Viktus Murin mendesak Presiden Jokowi untuk menegur Menteri Agama F...

Home
Headline
Mimbar KAJ
Vox Point Indonesia Nilai "People Power" Tidak Relevan dan Potensi Merusak Tatanan Kebangsaan
Vox Point Indonesia Nilai "People Power" Tidak Relevan dan Potensi Merusak Tatanan Kebangsaan
Moses Morin (kiri) saat memberikan piagam penghargaan kepada narasumber Diskusi Politik Vox Point Indonesia
Matakatolik.com-Kelompok aktivis katolik Vox Point Indonesia menilai gerakan "People Power" yang saat ini didengung-dengungkan tidak relevan. Semua pihak diminta untuk menahan diri dan tidak terpancing dengan aksi-aksi massa yang provokatif sambil menunggu hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum pada 22 Mei mendatang.
"Situasi politik saat ini memang cenderung memanas. Dan karena itu kami meminta semua pihak untuk menahan diri, termasuk ajakan untuk people power itu juga kurang tepat atau tidak relevan dengan situasi kita sekarang," ungkap Direktur Kajian Vox Point Indonesia Moses Morin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (14/5).
Bangsa Indonesia kata Moses tidak sedang dalam krisis parah atau era otoritarian yang membuat situasi darurat sehingga mendesak kita menggalang kekuatan massa rakyat.
"Bahwa ada ketidakpusan terhadap hasil Pemilu kan sudah ada kanalnya baik melalui Bawaslu, DKPP atau pun MK. Silahkan tempuh jalur tersebut," lanjut Moses.
Ia menilai, masyarakat saat ini seharusnya diajak untuk bersatu kembali setelah perpecahan karena beda pilihan politik pada Pilpres kali lalu dan bukan malah diprovokasi untuk melakukan aksi massa.
"People power itu tidak relevan dan kami menolak. Biarkan proses KPU berjalan dulu sampai selesai. Manakala ada ketidakpuasan silahkan tempu jalur hukum. Ini kita juga perlu mendidik masyarakat agar tidak latah dengan aksi-aksi mssa yang akan merugikan bangsa kita sendiri," lanjut Morin yang memerkirakan aksi massa people power sangat berpotensi mengajak masyarakat melawan pemerintahan yang sah.
Meski demikian, Moses juga mendesak agar pihak kepolisian perlu mengambil langkah yang terukur merespon aksi-aksi individu yang memancing provokasi di media sosial.
"Belakangan ini kami perhatikan polisi banyak juga menangkap tokoh-tokoh dan tentu saja harus lebih arif dan proporsional sehingga tidak membuat situasi tambah keruh. Masih ada jalur dialog dan persuasif yang bisa dilakukan," ucap dia sambil menambahkan pihak kepolisian dan TNI harus memastikan situasi keamanan negara menjadi prioritas utama.
Kepentingan kebangsaan kata dia tidak boleh dikesampingkan hanya krena kepentingan politik kekuasaan.
"Bangsa ini sudah bersusah payah membangun demokrasinya. Jangan kita hancurkan lagi. Bahwa ada kekurangan kita perbaiki bersama tetapi jangan dengan menghalalkan segala cara yang ujungnya merugikan kepentingan bangsa yang lebih besar," pungkas Morin.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar