Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
-
Viktus Murin Matakatolik.com -Tokoh Kristiani Tahun 2018 Pilihan Majalah Narwastu, Viktus Murin mengecam keras 'aksi paksa mengecap...
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.com -Kasih harus menjadi pedoman dalam membangun Reksa Pastoral di Keuskupan Ruteng Manggarai Flores NTT. Hal ini disampaikan...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com -Menteri Agama Fachrul Razi hari ini menunjuk Aloma Sarumaha sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bimas Katolik. Bersamaa...
-
Matakatolik.com - Direktur Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan (LKAK), Viktus Murin mendesak Presiden Jokowi untuk menegur Menteri Agama F...

Ribuan Masyarakat Hadiri Festival Budaya Manggarai di TMII
Matakatolik.com-Ribuan masyarakat asal Manggarai Raya Se-Jabodetabek hadiri Festival Budaya Manggarai di Anjungan Nusa Tenggara Timur (NTT), Taman Mini Indonesia Indah, pada Sabtu dan Minggu (17-18/8/2019).
Acara bertajuk "Kearifan Budaya Manggarai Dalam Era Globalisasi" dalam rangka memperingati dan memeriahkan HUT Republik Indonesia
ke-74.
Pantauan Matakatolik.com, warga yang hadir sangat antusias. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Warga yang hadir mengenakan pakian dan perhiasan adat Manggarai.
Beberapa acara yang sudah ditampilkan pada Sabtu 17 Agustus 2019 di antaranya Tarian Caci, Ndudu Ndake, Danding, Sanda, Mbata, dan Teater yang dipersembahkan Komunitas Lingko Ami dengan judul "Taki Mendi". Sebuah catatan perbudakan di tanah Batavia.
Sebagaimana yang diketahui, acara ini diinisiasi Komunitas Perempuan Manggarai Jakarta (KPM). KPM kerjasama dengan Komunitas Sanggar Ca Nai Kalimalang dan Ikatan Keluarga Manggarai Kebon Jeruk Jakarta (IKMKJ).
Acara ini tak hanya pentas budaya. Namun, Festival ini juga sebagai ajang untuk mempromosikan beberapa makanan khas lokal Manggarai, keanekaragaman hasil pertanian, hasil kerajinan dan tenunan Manggarai yang selama ini sudah dikelola oleh beberapa Usaha Kecil Menengah (UKM) resmi maupun perorangan.
Ketua Panitia Festival, Emmiliana A.K mengatakan globalisasi termasuk globalisasi budaya bukanlah sebuah ancaman tetapi justru menjadi peluang untuk menghantar budaya lokal di pentas internasional tanpa harus kehilangan identitasnya.
“Kami ingin menunjukkan kepada publik, kita bisa beradaptasi dengan globalisasi tanpa kehilangan karakter lokal dari budaya kita. Dalam hal busana misalnya, pakaian adat kita bisa dimodernisasi sesuai trend global tapi kekhasan lokalnya tetap terjaga,” ungkap Emmiliana kepada Matakatolik.
Emmilana pun meminta agar budaya Manggarai harus tetap berdiri kokoh dengan keaslian identitasnya yang syarat nilai kehidupan.
"Saya berharap, keanekaragaman budaya Manggarai ini semakin dikenal luas tidak hanya oleh masyarakat Manggarai sendiri tetapi orang luar Manggarai pun bisa menikmati kemeriahan dan keunikannya, seperti tarian Caci, Ndudu Ndake, Danding, Sanda Mbata, dan Pentas Busana," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua KPM, Josefina Agatha Syukur menegaskan melalui kegiatan tersebut pihaknya ingin mempertahakan keaslian budaya Manggarai. Josefina menegaskan, pihaknya menentang keterlibatan perempuan dalam tarian caci.
"Jika ada (tarian) caci yang dilakukan oleh perempuan itu yang perlu kita hindari itu, tidak boleh ada," tegasnya.
Josefina menambahkan, pihaknya akan menjadi garda terdepan mempertahankan budaya caci yang telah turun temurun diwariskan secara historis oleh nenek moyang orang Manggarai.
"Jadi begini, apa yang sudah menjadi ada itu akan tetap dipegang teguh oleh KPM. Kalau KPM berada di depan justru KPM mau mengembalikan semua yang menjadi budaya Manggarai. Jadi KPM ini menyelenggarakan acara begini bukan berarti mau menunjukkan kami setara, bukan. Karena kami sudah tahu bahwa kami memang setara, kami tidak pernah dilakukan tidak setara oleh laki-laki Manggarai," paparnya.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar