Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com- K abar duka datang biara susteran tarekat Fransiskus Misionaris Maria (FMM) yang terletak Jalan Trans Mbay-Maumere. Biara y...
-
Matakatolik.com- Liturgi mengatur beberapa warna khusus untuk liturgi selama pekan suci. Adapun warna liturgi tersebut, yaitu: ...
-
Matakatolik.Com - Organisasi Katolik Vox Populi Institute Indonesia atau Vox Point Indonesia menyelenggarakan diskusi politik Seri 4 sec...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjanjikan akan menyiapkan penginapan alternat...
-
Matakatolik.com - Oktober 2016 lalu, Vatikan mengeluarkan aturan baru yang melarang setiap umat Katolik menyimpan abu dari sisa pemb...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.com -Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari ra...

Seminar Toleransi Pertama Tingkat Kecamatan Parung Panjang
Matakatolik.com-Panitia bersama yang terdiri dari berbagai elemen pemerintah dan masyarakat bergandeng tangan bersama menggelar seminar tentang indahnya toleransi yang pertama kali dilakukan di Kecamatan Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (16/2).
"Kecamatan Parung Panjang itu penuh dinamika dan keberagaman oleh karena itu dibutuhkan forum bersama untuk melakukan wacana diskursif berkaitan dengan realitas keberagaman itu sendiri", kata ketua panitia Frederikus Fios.
"Keberagaman itu adalah suatu keindahan dan rahmat yang patut disyukuri bahkan dirayakan secara bersama dengan gembira dan penuh kebahagiaan", ujar Fios.
Oleh karena itu menurut Fios, keberagaman itu perlu terus dibicarakan agar dipahami, dimengerti, dihayati dan diaplikasikan dalam hidup nyata berbasis nilai-nilai kepedulian, persaudaraan, kasih sayang, perdamaian, kebaikan, penghargaan dan respek satu sama lain.
Menurut Fios, komposisi panitia bersama ini menunjukkan suatu makna esensial kebersamaan itu perlu dirajut menuju kerukunan berjangka panjang. Jika kebersamaan dan keterbukaan untuk kerjasama itu ada, maka akan tercipta kemajuan dan kebaikan bersama dalam hidup sosial kemasyarakatan di Bumi Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat.
Seminar ini menghadirkan empat pembicara utama yakni: Iqbal Hasanuddin (Kandidat Doktor Filsafat Islam), Yustinus Suhardi Ruman, (Pakar Sosiologi), Ketua MUI Parung Panjang Bapak Haji Adnan, dan tokoh pemuda Egi Gunardi dan dimoderatori founder Rumah Anak Bumi, Ridwan Manantik.
Diharapkan seminar ini mampu mengkonstruksikan suatu pemikiran inovatif baru dan inspirasi positif yang berguna bagi elemen-elemen masyarakat Parung Panjang yang pada dasarnya sangat beragam dalam suku, agama, budaya dan golongan sosial.
Beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan seminar ini antara lain: Karang Taruna, KNPI, Rumah Anak Bumi, Salomon Band, GP Ansor, Pihak Kecamatan, MUI Parung Panjang, Komunitas Katolik, Vox Point Indonesia, dan elemen masyarakat lain yang terlibat di dalamnya. Masing-masing memberi diri dan menyumbangkan sesuai dengan ketulusan hati masing-masing.
Koordinator seksi acara, T.B. Ulle Sulaiman mengatakan acara berjalan baik dan lancar karena diisi dengan musik, lagu dan tarian yang menghibur para hadirin yang hadir.
"Indahnya kolam karena banyak ikannya, indahnya gambar pelangi karena banyak warnanya, indahnya Indonesia karena banyak pulaunya, indahnya Parung Panjang karena banyak suku dan budayanya", demikian kata Fios.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar