Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
-
Viktus Murin Matakatolik.com -Tokoh Kristiani Tahun 2018 Pilihan Majalah Narwastu, Viktus Murin mengecam keras 'aksi paksa mengecap...
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.com -Kasih harus menjadi pedoman dalam membangun Reksa Pastoral di Keuskupan Ruteng Manggarai Flores NTT. Hal ini disampaikan...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com -Menteri Agama Fachrul Razi hari ini menunjuk Aloma Sarumaha sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bimas Katolik. Bersamaa...
-
Matakatolik.com - Direktur Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan (LKAK), Viktus Murin mendesak Presiden Jokowi untuk menegur Menteri Agama F...

Yenny Wahid Minta Masyarakat Berperan Cegah Terorisme
Matakatolik.Com- Upaya mengatasi terorisme tak dapat dilakukan oleh pemerintah saja. Namun, peran masyarakat dalam mencegah aksi terorisme sangat diperlukan.
Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Wahid Foundation Yenny Wahid, dalam siaran persnya, Senin (14/5/2018).
"Hasil riset Wahid Foundation mendapati, radikalisme berkaitan dengan intoleransi dan bisa berujung pada salah satu bentuk radikalisme yang ekstrem, yaitu terorisme yang kini masih jadi ancaman bagi bangsa," tutur Yenny Wahid.
Untuk itu, kata dia, Wahid Foundation mendorong peningkatan dukungan dan partisipasi masyarakat sipil, seperti ormas keagamaan, NGO, komunitas lokal, komunitas lainnya, dan sektor swasta dalam merespons radikalisme dan terorisme. Khususnya pada upaya-upaya pencegahan untuk mengurangi faktor-faktor yang mendorong radikalisme dan terorisme.
"Pemerintah dan masyarakat harus serius dalam upaya mengurangi peredaran materi-materi berisi kebencian," terangnya.
Berdasarkan hasil survei yang pihaknya lakukan, didapati bahwa materi berisi kebencian berkorelasi langsung dengan radikalisme. Karena itu, ia juga mendesak pengelola stasiun televisi, ormas-ormas keagamaan, dan para pengelola rumah ibadah dan pengajian untuk tidak memberi tempat bagi para penceramah yang mudah dan sering menyampaikan materi-materi berisi kebencian.
"Kami juga menyampaikan desakan agar penyedia layanan platform konten online mendedikasikan upaya untuk mengatasi peredaran konten-konten sosmed yang berisi ujaran kebencian," katanya.
Pada masyarakat luas, sambung Yenny, pihaknya menghimbau untuk tidak memberi tempat dan lingkungan yang nyaman bagi ideologi terorisme. Perbuatan seperti membuat pernyataan dan sikap-sikap yang justru mendukung mereka seperti ujaran kebencian dan aksi-aksi intoleransi.
"Kami mendesak partai politik dan para politisi untuk tidak menjadikan sentimen agama atau keyakinan sebagai alat politik yang dampaknya berbahaya bagi kehidupan dan persatuan bangsa Indonesia," ujarnya.
Matakatolik-Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar