Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com- K abar duka datang biara susteran tarekat Fransiskus Misionaris Maria (FMM) yang terletak Jalan Trans Mbay-Maumere. Biara y...
-
Matakatolik.com- Liturgi mengatur beberapa warna khusus untuk liturgi selama pekan suci. Adapun warna liturgi tersebut, yaitu: ...
-
Matakatolik.Com - Organisasi Katolik Vox Populi Institute Indonesia atau Vox Point Indonesia menyelenggarakan diskusi politik Seri 4 sec...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjanjikan akan menyiapkan penginapan alternat...
-
Matakatolik.com - Oktober 2016 lalu, Vatikan mengeluarkan aturan baru yang melarang setiap umat Katolik menyimpan abu dari sisa pemb...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.com -Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari ra...

Parpol Harus Merebut Suara Milenial
Keterangan foto: Diskusi Politik Vox Point Indonesia, Kamis (1/3/2018)
Matakatolik.com – Suara milenial atau pemilih pemula dalam kontestasi pilkada, pileg dan pilpres memberi kontribusi menjanjikan terhadap partai politik. Maka, tugas partai politik harus mampu merebut dengan cara memberi kesempatan kepada generasi muda.
Hal tersebut ditegaskan oleh Peneliti CSIS, Arya Fernandez, dalam Diskusi Politik yang bertajuk ‘Partai Politik Berebut Suara Milenial’.
Acara ini diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia, di Sekretariat Vox Point Indonesia, Sanggara Prathivi Building, Jl. Pasar Baru Selatan, No. 23, Jakarta Pusat, Kamis (1/3/2018).
“Maka salah satu cara yang dilakukan oleh partai politik adalah memberi kuota bagi anak-anak muda, dalam hal pencalegkan dan dalam hal daearah pemilihan (Dapil). Seperti memebrikan dapil yang strategis. Jangan sampai beri dapil yang neraka atau nomor urut buncit,” kata Arya.
Selain itu, parati politik, juga harus melakukan jenjang karir yang jelas.
“Tujuannya agar orang-orang yang terlibat dalam politik, dapat menentukan bahwa politik adalah kepastian karir,” ungkapnya.
Jika hal tersebut dilakukan, ia optimis orang muda banyak yang terlibat.
“Seperti mahasiswa atau aktivis muda juga ingin berpolitik karena ada kepastian karir. Maka, partai harus memebrikan akomodasi dan proses regenerasi kader,” ujar Arya.
Namun, kata dia, partai politik tetap mengedepankan aturan yang berlaku. “Caranya, tentu melihat karakteristik mereka. Harus melihat bagaimana kemampuan mereka dalam berpolitik,” ungkapnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Vox Point Indonesia Lidya Natalia Sartono punya pandangan lain. Menurut dia, kurangnya minat generasi milenial bergabung dalam parpol karena terbentur dengan standar konvensional yang masih berlaku. Padahal, kata dia, cara konvensional menguras tenaga dan waktu.
“Tapi, bukan berarti cara konvensional salah. Namun, perlu diperbaiki sesuai dengan tuntutan jaman,” kata Lidya.
Diskusi politik ini merupakan agenda bulanan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia. “Kami terus bertekad menyelenggarakan diskusi politik ini setiap bulan. Program ini, sebagai salah satu nafas perjuangan Vox Point Indonesia.
Tujuannya, agar kita semakin sadar bahwa politik adalah salah satu kunci kemajuan negara,” kata Ketua Umum DPN Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati.
Ervan Tou - Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar