Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Viktus Murin Matakatolik.com -Tokoh Kristiani Tahun 2018 Pilihan Majalah Narwastu, Viktus Murin mengecam keras 'aksi paksa mengecap...
-
Matakatolik.com -Kasih harus menjadi pedoman dalam membangun Reksa Pastoral di Keuskupan Ruteng Manggarai Flores NTT. Hal ini disampaikan...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.com -Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari ra...

Orang Muda Masa Depan Bangsa
Matakatolik.Com-Pemuda dan pemudi merupakan aset paling berharga yang dimiliki bangsa Indonesia. Mereka punya tanggung jawab besar agar NKRI tetap utuh. Tingkat keterlibatan dan partisipasi orang muda dalam kehidupan berbangsa menjadi ukuran masa depan bangsa Indonesia.
Sebagai generasi penerus cita-cita bangsa, orang muda harus proaktif dalam menjaga dan mempertahankan keunggulan dan kekayaan bangsa Indonesia. Indonesia memilki keberagaman agama, budaya, adat, etnis, suku, bahasa. Kekayaan alam pun melimpah.
Kekayaan-kekayaan ini tentu saja aset bangsa yang harus dijaga, dilestarikan dan harus diwariskan sampai anak cucu bangsa ini. Pelesatarian kekayaan ini menjadi perekat utama dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia tercinta ini.
Generasi bangsa mesti menjadi pioner hidup bertoleransi. Hidup berdampingan dalam keragaman. Hidup rukun dalam perbedaan. Saling bertanggung jawab satu dengan yang lainnya dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote.
Filsuf kelahiran Rusia, 12 Januari 1906, Emmanuel Levinas salah satu buah pemikiranya adalah epifani wajah. Levinas ingin menunjukan bahwa secara fenomemologis pada saat berhadapan dengan sesama kita langsung menyadari diri dipanggil olehnya untuk bertanggung jawab atas keselamatannya.
Sebagai anak bangsa kitapun disandra untuk bertanggungjawab terhadap yang lain pada setiap perjumpaan dalam kehidupan berbangsa. Pada ruang inilah setiap orang menjadi sulit memperlihatkan keegoannya. Potensi perpecahan pun menjadi semakin minimalis.
Demikian pun dengan wajah demokrasi bangsa ini, harus menjadi tanggung jawab bersama generasi muda. Setiap orang harus merasa terpanggil untuk menjaga dan merawatnya.
Jika hal ini diabaikan, maka yang paling dirugikan tentu saja generasi yang akan datang. Mereka pasti tidak bisa merasakan kesejukan alam demokrasi. Bernafas legah dalam suasana persaudaraan.
Untuk itu, pemuda dan pemudi diminta menjadi contoh bagi yang lain. Pemuda dan pemudi harus bekerja nyata. Memaksimalkan kemampuan diri khusunya dalam menjaga kesejahtraan hidup berbangsa.
Para generasi penerus ini, harus aktif menyebarkan virus demokrasi. Pemuda harus bertanggung jawab dengan tugas-tugas yang diberikan oleh negara.
Tugas ini memang bukan perkara mudah. Butuh komitmen dan konsistensi untuk menjalankannya. Dengan energi yang meluap-luap orang muda diyakini bisa mewujudkan hal ini dalam kehidupan bersama.
Misalnya dengan menjaga toleransi antarumat beragama. Saat ini, perbuatan dan sikap toleransi sangat dibutuhkan negara ini. Sebab, ada banyak orang dan kelompok tertentu yang ingin menganggu dan merusak kehidupan berbangsa.
Ditambah lagi bangsa ini sedang memasuki tahun politik. Bangsa ini sedang mempersiapkan diri memilih Legislatif serta Presiden dan Wakil Presiden 2019 mendatang. Momentum ini bisa saja dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk menghancurkan tembok demokrasi, rumah toleransi yang selama ini telah dijaga dan dirawat dengan baik.
Oleh karena itu perlu komitmen bersama untuk menjaga tolerasi dan melestarikan pluralitas yang ada. Dengan demikian, Indonesia selamanya akan tetap menjadi laboratorium kerukunan dan perdamaian di bawah payung Pancasila.
Indonesia Butuh Generasi Muda Kreatif
Tak bisa dipungkiri bahwa kemajuan-kemajuan yang dimiliki bangsa Indonesia tak lepas dari peran generasi muda yang kreatif. Para generasi muda telah banyak berperan, mengabdikan diri untuk kemajuan bangsa ini.
Mereka berkarya secara total. Selain menyalurkan bakat, mereka sebenarnya ingin membuktikan bahwa generasi muda mampu berkontribusi positif untuk negara Indonesia. Untuk itu, kita perlu apresiasi setingi-tingginya.
Di banyak kesempatan para generasi muda sudah menyuguhkan berbagai kemampuan. Bahkan, mereka berprestasi di bidangnya masing-masing. Seperti bidang olahraga, kesenian, sosial-politik, budaya dan lain sebagainya.
Di bidang olahraga, ada nama pebulutangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie alias Jojo. Ia menjadi idola baru bangsa Indonesia karena berhasil menjadi juara di pertandingan Asian Games 2018.
Semangat Jojo mesti menjadi contoh bagi para pemuda dan pemudi lainnya. Agar di waktu yang akan datang ada Jojo baru yang tampil di berbagai pertandingan nasional maupun internasional.
Perjuangan dia menjadi juara tentu tak lepas dari kerja keras dan kreatifitas. Hanya orang kreatif saja yang berprestasi.
Agar generasi muda berprestasi maka membutuhkan karya-karya inovatif yang kreatif. Sebab, dengan cara seperti itu kita bisa berkontribusi bagi bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, sebagai sesama orang muda, saya mengajak agar kita lebih banyak berbuat positif. Mengerjakan karya-karya yang bermanfaat. Itulah karya nyata yang dapat kita sumbangkan kepada bangsa ini.
Kita diharapkan menjadi orang muda yang kreatif, yang cerdas secara etika dan sosial. Cerdas dalam menggunakan media sosial. Tak ikut menyebarkan berita bohong alias hoax. Tapi jadilah generasi muda yang cerdas dan bijak, yang mampu memberikan informasi yang baik dan benar.
Mudah-mudahan, momentum “Sumpah Pemuda” menjadi semangat baru bagi seluruh generasi muda Indonesia. Kita diharapkan menjadi pemuda inovatif-kreatif, yang dapat bermanfaat dan berguna bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Sebagai orang muda kita wajib menjaga kebudayaan asli Indonesia. Kita jadikan budaya sebagai pemersatu, bukan pemecah-belah.
Karena dengan budaya kita menjadi satu sebagai bangsa Indonesia. Kita menomorsatukan bahasa Indonesia dalam spirit tanah air yang satu.
Indonesia adalah rumah bersama. Sebagai tempat tinggal bersama, maka wajib bagi kita untuk merawat dan menjaganya agar kita bisa hidup rukun, aman dan damai.
Salam Pancasila.
Oleh: Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar