Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com- K abar duka datang biara susteran tarekat Fransiskus Misionaris Maria (FMM) yang terletak Jalan Trans Mbay-Maumere. Biara y...
-
Matakatolik.com- Liturgi mengatur beberapa warna khusus untuk liturgi selama pekan suci. Adapun warna liturgi tersebut, yaitu: ...
-
Matakatolik.Com - Organisasi Katolik Vox Populi Institute Indonesia atau Vox Point Indonesia menyelenggarakan diskusi politik Seri 4 sec...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjanjikan akan menyiapkan penginapan alternat...
-
Matakatolik.com - Oktober 2016 lalu, Vatikan mengeluarkan aturan baru yang melarang setiap umat Katolik menyimpan abu dari sisa pemb...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.com -Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari ra...

Keberagaman Harus Dikelola Dengan Baik
Matakatolik.Com - Keberagaman bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri harus dapat dipelihara dan dikelola dengan baik. Hal tersebut bermaksud agar keberagaman yang kita miliki tak hanya slogan, tapi benar-benar kita rasakan demi terwujudnya NKRI yang aman dan damai.
"Keberagaman ini tak bisa dibiarkan begitu saja tapi harus dikelola dengan baik," kata pengamat politik LIPI, Syamsudin Haris dalam Diskusi Politik yang bertajuk "Radikalisme di Tubuh Partai Politik"? yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Nasional Vox Point Indonesia, di Sanggar Prathivi Building, Jl. Pasar Baru Selatan, No. 23, Jakarta Pusat, Rabu (30/5/2018).
Menurut dia salah satu cara untuk memerangi gerakan radikalisme adalah dengan mengelola budaya bangsa. Salah satunya menjaga toleransi antar umat beragama.
Lebih jauh Syamsudin mengatakan gerakan radikalisme disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya tekhnologi.
"Dimana sekarang teknologi memfasilitasi radikalisme. Saya sungguh-sungguh cemas dengan situasi kita, walaupun TNI dan Polri kompak. Tapi, itu tak cukup," ungkapnya.
Menurut dia persoalan radikalisme harus menjadi musuh bersama. Apalagi, saat ini sudah masuk ke ranah kampus dan sekolah.
"Radikalisme sudah masuk ke Sekolah dan kampus. Ada yang menggiring dosen dan kepseknya. Ini sangat mengkhawatirkan," tegas dia.
Selain itu, Syamsudin mengatakan salah satu penyebab munculnya gerakan Radikalisme adalah inkonsistensi negara.
"Saya ulangi lagi faktor inkonsistensi negara dalam penegakan hukum belum maksimal. Contoh kalau masyarakat Papua bawa sesuatu dikejar, tapi kalau bendera ISIS dibiarkan. Ini mestinya tak demikian," ungkapnya.
Ia menilai persoalan ini adalah fenomena pembiaran oleh pemerintah. "Saya mengatakan ada fenomena pembiaran yang bisa membuka peluang kelompok radikal ini membesar," pungkas dia.
Matakatolik - Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar