Mata Katolik
Popular Readers
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
Solusi Untuk Anda!
Para Penggorok Leher
Matakatolik.Com-Menurut penjelasan dari pihak kepolisian, 5 anggota polisi yang tewas ditemukan dalam kondisi luka parah di leher.
Dalam artian, pada waktu disandera, nyawa mereka dihabisi dengan cara digorok lehernya.
Dan itu cara brutal yang menjadi ciri khas teroris dalam menghabisi nyawa orang yang mereka halalkan darahnya. Seperti menyembelih kambing kurban. Hanya ini manusia dan sebelumnya lebih dulu disiksa.
Kekejaman mereka yang berideologi khilafah ini, sebenarnya bukan rahasia lagi. Taliban ketika menguasai Afghanistan, dalam menghukum mati orang2 yang mempunyai kesalahan suka menerjunkan mereka dari gedung tinggi dengan leher dikalungkan batu berat.
Bahkan disebuah daerah di Afghanistan ada kolam renang kosong yang terkenal dengan nama "Kolam Kematian". Kolam renang kosong ini tempat menghukum mati mereka yang "bersalah" menurut versi Taliban, dengan menaikkan mereka ke papan loncat yang paling tinggi dan menerjunkan korbannya sampai mati.
Di Irak dan Suriah, kekejaman model seperti ini adalah cerita sehari-hari. Semakin lama kelompok bengis ini semakin kreatif dalam menghukum mati. Ada yang ditaruh dalam kerangkeng dan ditenggelamkan, ada yang diikat kaki dan tangannya dipunggung kemudian dipanggang dan ada yang lehernya dikasi granat kemudian diledakkan.
Buat kelompok khilafah ini, itu seperti hiburan. Orang yang halal darahnya versi mereka adalah seperti hewan ternak yang mereka bisa mainkan seenaknya. Dan mereka sama sekali tidak merasa berdosa, bahkan buat mereka itu menambah keimanan.
Dan ciri khas mereka adalah selalu mengumandangkan Takbir "Allah Maha Besar".
ISIS itu hanya nama sebuah organisasi, dan mereka bisa berganti nama seperti mengganti baju sehari2. Ada Taliban, ada FSA, ada Alqaedah dan banyak lagi. Di Indonesia juga begitu. Organisasi boleh beda, tetapi ideologi mereka sama.
HTI yang baru dibubarkan itu adalah kelompok intelektualnya. Mereka bermain di wilayah penguasaan militer dan pemerintahan. Mereka menguasai teknologi dan media sosial. Sedangkan pasukan barbarnya adalah kelompok jihadis2 seperti kelompok Santoso di Poso itu.
Melihat teroris yang sadis seperti itu, saya menyayangkan beberapa anggota DPR yang haus kekuasaan dan pejabat2 termasuk petinggi partai, membela teroris dengan nama HAM. Kelompok2 seperti ini sering membaur dalam aksi massa yang berbaju agama terutama Islam, dan mencoba menarik simpati masyarakat yang beragama dengan instan.
Memilih pemimpin yang melawan kelompok2 teroris itu, adalah bagian dari perlawanan supaya mereka tidak berkembang dengan menumpang partai tertentu.
Sekaligus menjaga leher2 kita dan anak2 kita dari kelompok binatang buas itu..
Seruput... Denny Siregar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar