Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
-
Viktus Murin Matakatolik.com -Tokoh Kristiani Tahun 2018 Pilihan Majalah Narwastu, Viktus Murin mengecam keras 'aksi paksa mengecap...
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.com -Kasih harus menjadi pedoman dalam membangun Reksa Pastoral di Keuskupan Ruteng Manggarai Flores NTT. Hal ini disampaikan...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com -Menteri Agama Fachrul Razi hari ini menunjuk Aloma Sarumaha sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bimas Katolik. Bersamaa...
-
Matakatolik.com - Direktur Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan (LKAK), Viktus Murin mendesak Presiden Jokowi untuk menegur Menteri Agama F...

Bertemu GMKI, Ketua DPR RI: Ekonomi Keumatan Untuk Semua Rakyat Indonesia
Matakatolik.Com – Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) bertemu dengan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, pada hari Selasa, 20 Agustus 2018. Dalam pertemuan ini GMKI menyampaikan beberapa persoalan khususnya terkait aktivitas organisasi mahasiswa di kampus dan ekonomi keumatan yang saat ini sedang dicanangkan oleh pemerintah.
"Organisasi seperti GMKI, HMI, PMII, GMNI, PMKRI adalah wadah belajar bagi mahasiswa tentang kebangsaan, agama, dan kepemimpinan. Selama berpuluh-puluh tahun Kelompok Cipayung juga selalu konsisten menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Sahat Martin Philip Sinurat, Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI.
Menurut Sahat, pemerintah dan perguruan tinggi tidak perlu kuatir para mahasiswa akan melakukan demonstrasi terhadap rektorat di dalam kampus.
"Anggota-anggota organisasi kelompok Cipayung secara rutin melaksanakan diskusi keilmuan, pelatihan ataupun aksi-aksi sosial. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi dan kepekaan sosial mahasiswa sehingga alumni kelompok Cipayung dapat berkiprah positif di berbagai bidang," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Sahat juga menanyakan tentang sasaran dari ekonomi keumatan yang sedang digagas oleh pemerintah.
"Setiap agama memiliki umat pemeluk agama tersebut. Ekonomi keumatan dapat kita pahami sebagai ekonomi untuk setiap umat beragama. Namun, ada kesan bahwa ekonomi keumatan hanya ditujukan kepada umat agama tertentu saja," ujar Sahat yang merupakan alumni magister Studi Pembangunan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sahat berharap pemerintah tidak ikut terbawa dengan narasi politik identitas yang dilakukan oleh segelintir elit ataupun kelompok tertentu dan melakukan kebijakan yang diskriminatif.
"Di Mentawai, NTT, Papua, Kalimantan, Maluku, dan berbagai daerah lainnya, ada banyak umat yang mengalami kemiskinan dan mereka juga sangat ingin meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Mereka pun menurut kami harus menjadi sasaran dari ekonomi keumatan," tegas Sahat.
Merespon pokok-pokok pikiran yang disampaikan oleh GMKI, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo memandang tidak diperbolehkannya organisasi ekstra kampus untuk aktif di dalam kampus membuat gerak mahasiswa terkekang.
"Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi diharapkan meninjau kembali SK Dikti No. 26 Tahun 2002 tentang Pelarangan Organisasi Ekstra Kampus dalam Kampus. Biarkan mahasiswa beraktifitas dengan penuh kreasi," ujar Bamsoet, sapaannya.
Menurut Bamsoet yang merupakan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), kampus sebagai tempat menggali disiplin ilmu pengetahuan tak perlu takut dengan kegiatan organisasi kemahasiswaan ekstra kampus.
"Justru keberadaan organisasi seperti kelompok Cipayung yang terdiri dari GMKI, GMNI, HMI, PMII, dan PMKRI sejak dahulu sudah terbukti menjadi wadah bagi para mahasiswa dalam membina kepemimpinan, nasionalisme dan semangat kebangsaan. Gerakan mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," kata Bamsoet.
Menanggapi tentang ekonomi keumatan, Bamsoet mengatakan bahwa ekonomi keumatan sebenarnya sama dengan ekonomi kerakyatan.
"Umat sama maknanya dengan rakyat. Sehingga ekonomi keumatan tentunya harus menjangkau semua umat di Indonesia. Kami akan mengingatkan pemerintah jika memang ada anggapan seperti yang GMKI sampaikan. Namun sampai saat ini, pemerintah selalu melakukan pembangunan infrastruktur dan ekonomi yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Beberapa pengurus GMKI yang hadir yakni: Ketua Umum Sahat Martin Philip Sinurat, Ketua Bidang Organisasi Korneles Galanjinjinay, Ketua Bidang Media dan Komunikasi Jumady Sinaga, Ketua Bidang Hubungan Internasional Herbert Marpaung, Sekretaris Fungsionaris Aksi Pelayanan Saddan Sitorus, Wakil Sekretaris Umum David VH Sitorus, Korwil 3 PP GMKI Theo Cosner, Sekfung Penelitian Pengembangan Defli Y Ruso, Ketua GMKI Jakarta Agung Tamtam Butar-Butar, dan Sekretaris GMKI Jakarta Samuel Hutapea.
Dalam kesempatan ini, GMKI juga menyampaikan rencana pelaksanaan Kongres ke-36 GMKI yang akan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 12-17 September 2018 dan mengundang kehadiran Ketua DPR RI sebagai pembicara utama.
"Saya pasti upayakan hadir. Untuk organisasi Cipayung seperti GMKI, HMI, KMHDI, dan lainnya, saya harus memberikan perhatian karena organisasi-organisasi inilah yang akan membentuk calon pemimpin masa depan bangsa," ujar Bamsoet.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar