Matakatolik.Com-Uskup
Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo meresmikan Museum Maria Bunda Segala Suku.
Museum ini terletak di dalam Gedung Marian Center Indonesia (MCI) di Kebon
Jeruk, Jakarta Barat. Peresmian ini berlangsung pada Sabtu,20/10/2018, sore.
Kehadiran museum ini diharapakan dapat meningkatkan
semangat umat devosi kepada Maria khususnya devosi kepada Bunda Segala Suku semakin berkembang di
Indonesia.
Peresmian museum ini dilakukan dalam sebuah perayaan
Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Suharyo sebagai selebran utama dan lima imam
termasuk Pastor Stefanus Buyung Florianus OCarm selaku moderator MCI. Hadirir lebih
dari 100 umat Katolik dari beberapa paroki di wilayah Keuskupan Agung Jakarta
dalam acara ini.
“Akhirnya sesudah perjalanan panjang, lahirlah
Museum Maria Bunda Segala Suku. Kita semua berharap semoga di ruangan kecil ini
semangat Bunda Maria dapat semakin merasuk ke dalam batin siapa pun yang ikut
di dalam devosi kepada Maria Bunda Segala Suku ini,” kata Mgr Suharyo dalam
homilinya.
Ia menambahkan devosi kepada Maria Bunda Segala Suku
merupakan ungkapan kreatif dari umat Katolik untuk meneladani Bunda Maria.
Mgr Suharyo juga menekankan niat umat Katolik untuk
meneladani Yesus dan mengikuti Yesus sebagai murid-Nya yang semakin sempurna.
“Menjadi serupa dengan Yesus itu bagaimana? Bahasa,
ajaran resmi Gereja seperti apa? Kita bertumbuh di dalam kepenuhan hidup
Kristiani, di dalam kasih yang semakin sempurna, di dalam kesucian yang semakin
sempurna,” lanjutnya.
Mgr Suharyo menyinggung seruan apostolik
“Bersukacita dan Bergembiralah” (gaudete et exsultate) yang dikeluarkan oleh
Paus Fransiskus pada 19 Maret lalu untuk menjelaskan tentang kesucian.
“Berikut contohnya: seorang ibu pergi berbelanja dan
dia berjumpa dengan seorang tetangga. Mulailah mereka berbicara, Sampai pada
suatu titik, kedua ibu itu mulai bergosip. Gosip itu omong jelek tentang orang
lain. Namun ibu itu berkata dalam hati ‘tidak, saya tidak akan berbicara jelek
mengenai orang lain.’ Ini komentar Paus adalah satu langkah maju dalam
kesucian,” katanya.
“Kesucian itu sesederhana itu. Tanda-tanda kecil
adalah pengalaman hidup kita sehari-hari. Seperti halnya Bunda Maria menjalani
hidupnya dalam kehidupan sehari-hari dan bertumbuh di dalam kesucian,”
lanjutnya.
Mgr Suharyo berharap keberadaan museum itu membantu
umat Katolik di KAJ khususnya dan di Indonesia umumnya untuk mengembangkan
devosi kepada Maria Bunda Segala Suku. Museum tersebut berisi beberapa lukisan dan patung
Bunda Maria dari berbagai suku seperti Jawa dan Dayak.
Dalam sambutannya, Pastor Buyung mengajak umat
Katolik untuk terus mengupayakan persatuan.
“Tugas kita, tanggung jawab kita adalah meneladani
Bunda Maria untuk mempersatukan dan mendamaikan. Oleh karena itu, (keberadaan)
Museum Maria Bunda Segala Suku untuk mempersatukan dan mendamaikan, bukan
menceraiberaikan,” katanya.
Matakatolik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar