Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com- K abar duka datang biara susteran tarekat Fransiskus Misionaris Maria (FMM) yang terletak Jalan Trans Mbay-Maumere. Biara y...
-
Matakatolik.com- Liturgi mengatur beberapa warna khusus untuk liturgi selama pekan suci. Adapun warna liturgi tersebut, yaitu: ...
-
Matakatolik.Com - Organisasi Katolik Vox Populi Institute Indonesia atau Vox Point Indonesia menyelenggarakan diskusi politik Seri 4 sec...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjanjikan akan menyiapkan penginapan alternat...
-
Matakatolik.com - Oktober 2016 lalu, Vatikan mengeluarkan aturan baru yang melarang setiap umat Katolik menyimpan abu dari sisa pemb...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.com -Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari ra...

Home
Mimbar KAJ
Romo Magnis Suseno : Jelang Pilpres 2019, Gereja Harus Bersih dari Aktivitas Politik
Romo Magnis Suseno : Jelang Pilpres 2019, Gereja Harus Bersih dari Aktivitas Politik
Matakatolik.Com - Tokoh Agama Katolik Romo Franz Magnis Suseno mengharapkan agar umat Katolik tak melakukan aktivitas politik di Gereja.
Dikutip Tribunnews.Com, ia mengungkapkan, Gereja harus bebas dari kegiatan yang menyatakan arah politik tertentu atau mendukung salah satu kandidat di Pilpres 2019.
"Saya sendiri sangat mengharapkan bahwa tidak ada aktivitas politik. Jadi saya misalnya mengharapkan bahwa dalam gereja-gereja umat saya, umat katolik tidak ada yang membuat, menyatakan kita harus memilih Presiden Jokowi atau kita harus memilih Pak prabowo, itu tidak perlu," tegas Budayawan senior itu.
Romo Magnis menyarankan masyarakat untuk menggunakan hak pilih dalam pesta demokrasi mendatang.
Meski demikian, ia mengatakan tidak perlu rasanya seorang Pastor, Pendeta, maupun Kiai, mendorong atau mengiring umat pada pilihan tertentu.
"Menurut saya juga di demokrasi jangan golput kita harus memakai kesempatan itu dan menyatakan pendapat itu oke, tapi tidak perlu seorang pastor, pendeta ataupun ulama lalu mengatakan kalian harus pilih ini atau itu serahkan saja pada masyarakat sendiri," jelas guru besar Ilmu Teologi ini.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar