Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
Solusi Untuk Anda!
Romo Magnis: Pilpres Persatukan Bangsa, Bukan Sebaliknya
Matakatolik.Com - Rohaniawan Katolik sekaligus budayawan, Franz Magnis Suseno, mengatakan pemilihan Presiden 2019 hendaknya sebagai kontestasi politik yang mempersatukan bangsa. Bukan jadi ajang memecah belah karena berbeda pilihan.
“Jangan sampai kita tak bersatu hanya karena beda pilihan dan pandangan politik,” Kata Romo Magniz, di Jakrta Senin (5/11).
Menurutnya, situasi politik Indonesia saat ini sudah bergeser dari keadabannya, yakni kesantunan.
Padahal, kata dia, perjalanan kompetisi pilpres tidak menimbulkan kompetisi yang negatif seperti politisasi agama.
Hal ini sangat penting karena politisasi isu agama sangat berisiko menimbulkan perpecahan.
Ia menekankan agar isu agama yang memunculkan pertentangan dan intoleransi harus dicegah bersama karena dapat membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Jadi tidak perlu perbedaan dan kompetisi politik yang panjang dihubungkan dengan agama. Jadi jangan agama dipolitisasi yang memecah belah dan menebar kebencian. Ini menghilangkan keadaban kesantunan kita sebagai bangsa,” katanya.
Magnis memandang perlunya sosialisasi kampanye damai dalam bentuk dialog umat beragama, dengan tujuan agar menghindari konflik-konflik yang ditimbulkan dari isu agama yang dipolitisasi.
“Karena agama mesti ada unsur damai. Dalam perbedaan kita saling menghargai. Tentu kita sekarang menjelang pilpres dengan sendirinya ketegangan-ketegangan dalam masyarakat bisa naik, maka sangat perlu suasana yang sejuk dan positif dan saling percaya antara masyarakat,” tandasnya.
Kontestasi politik lima tahunan diharapkan tak sampai mengganggu kerukunan, persaudaraan, dan persatuan bangsa.
Oleh karena itu, kata dia, semua kontestan dan juga masyarakat diminta menggunakan politik beradab, sesuai tata krama dan sopan santun berkampanye.
Matakatolik – Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar