Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
Petrus Selestinus Matakatolik.com -Pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, pada Hari Kamis tanggal 20 Desember 2018,...
-
Matakatolik.com - Gubernur DKI Anies Baswedan mengajak warga merayakan Natal bersama Pemprov DKI. Perayaan Natal akan dirayakan di Ancol...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.Com - PMKRI Cabang Jakarta Pusat Sanctus Robertus Bellarminus audiensi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Rabu (7/1...
-
Matakatolik.Com - Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kota Kendari mengadakan kegiatan bakti sosial dan donor darah, yang berlangsung di Ke...
-
Menteri Susi Pudjiastuti Saat Bertemu Paus Fransiskus Matakatolik.Com- Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, bertemu Paus F...
-
Matakatolik.Com -Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) melalui Surat Penetapan Kenaikan Jabatan Akademik...

Ada Apa Di Balik Peristiwa Papua
Matakatolik.com-Desember kita diawali catatan serius dari Papua. Penembakan terhadap puluhan pekerja proyek di Kabupaten Nduga Papua pada 1 Desember lalu mengusik rasa kemanusiaan kita.
Mirisnya, ini terjadi di tengah upaya pemerintah merealisasikan komitmen membangun Papua, terutama di bidang ekonomi dan infrastruktur.
Juru bicara Kodam XVII Cenderawasih menyebut pelaku penembakan sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terkait Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Catatan sejarah menunjukkan serangan ini adalah yang terburuk di Papua selama belasan tahun terakhir. Motif serangan ini belum jelas. Pro kontra terjadi di sana-sini.
Ada pihak yang menyebutkan faktor ideologis-politik sebagai penyebab. Ini karena Komite Nasional Papua Barat (KNPB), kelompok pro-Papua merdeka, konsisten dalam memperjuangkan pemisahan Papua dari Indonesia.
Yang lain meyakini aspek sosial-budaya sebagai faktor utama. Sumber lain menyebut serangan bermula karena para pekerja memotret peringatan 1 Desember sebagai Hari Kemerdekaan Papua oleh kalangan tertentu.
Tak satu pun dari motif itu yang terkonfirmasi. Dan itu menunjukkan dengan jelas betapa rumitnya masalah Papua.
Itulah alasan mendasar Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Vox Point Indonesia DKI Jakarta mengadakan seminar dan diskusi terbuka terkait peristiwa ini.
Ketua DPD Vox Point Indonesia DKI Jakarta, Norben Syukur, menegaskan kerumitan masalah Papua ini justru menuntut kita untuk memahami Papua dengan lebih mendalam.
Kompleksnya masalah ini jadi kesempatan untuk mencari informasi yang menyeluruh terkait motif di balik peristiwa ini.
Utuhnya informasi dan integralnya pemahaman kita terkait Papua, harap Norben, bisa menjadi referensi bagi para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan kelompok pro-Papua merdeka, untuk duduk bersama menyelesaikannya.
Karena itu narasumber yang dihadirkan dalam seminar ini merepresentasi berbagai aspek. Praktisi HAM, Haris Azhar, akan mengulas sentimen HAM di balik kasus ini. Dalam sejarahnya, Papua tidak pernah absen dari fakta-fakta pelanggaran HAM. Aspek ini penting untuk memahami motif ideologis-politik kelompok pro-Papua merdeka.
Selain Haris, peneliti LIPI khusus kajian Papua, Adriana Elizabeth, berdasarkan investigasi lapangan, akan memaparkan pendekatan sosial-budaya Papua. Hal ini membantu kita mengetahui bagaimana orang Papua memahami maksud pemerintah membangun Papua.
Informasi kedua tokoh itu dilengkapi oleh putera asli Papua, Hironimus Hilapok. Direktur Papua Circle Institute ini akan menjelaskan secara lengkap terkait filosofi hidup orang Papua: kebiasaan dan budaya, psikologi dan sistem sosial Papua dengan berbagai kompleksitas masalahnya.
Seminar ini akan diselenggarakan pada Sabtu 15 Desember 2018 (Pkl 10.00-13.00) di Gedung Sanggar Prativi Building, Jln Pasar Baru Selatan No 23, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Diskusi ini akan dipandu Thomas Suwarta, Direktur Direktorat Edukasi dan Pemberdayaan Awam Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar