Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com- K abar duka datang biara susteran tarekat Fransiskus Misionaris Maria (FMM) yang terletak Jalan Trans Mbay-Maumere. Biara y...
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.Com - Organisasi Katolik Vox Populi Institute Indonesia atau Vox Point Indonesia menyelenggarakan diskusi politik Seri 4 sec...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com -Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari ra...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.com - Seorang Frater OCD ditemukan tewas gantung diri di sebuah pohon samping kapela Biara Carmel Sanjuan Kupang, Desa Penfu...

PMKRI Minta Tarik Pulang Militer dari Papua
Matakatolik.Com - Ketua Umum Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI), Juventus Prima, meminta pemerintah Republik Indonesia untuk menarik militer dari tanah Papua.
"Tarik militer dari tanah Papua, dan mulailah dengan dialog yang penuh kasih sehingga tidak ada korban baik di kalangan warga sipil maupun aparat keamanan," kata dia, seperti dilansir RMOL.Co, Kamis (6/11/2018).
Ia meminta agar pemerintah secara tegas dan serius menyelesaikan persoalan di Papua bukan dengan jalan kekerasan, tetapi dengan pendekatan kultural dan dialog.
Ia mengatakan, pembantaian 21 orang pekerja di Kabupaten Nduga, Papua adalah reaksi orang Papua terhadap represivitas yang mereka alami selama ini di tanah mereka sendiri.
Ia menyebut peristiwa di Nduga seperti fenomena gunung es. Ini yang tampak ke permukaan.
"Ada masalah serius yang berada di akar rumput sana yakni ketidakadilan, kemiskinan, intimidasi, pelangggaran HAM, dan sebagainya," terangnya.
Juventus menekankan, orang Papua bukanlah bangsa terjajah yang setiap saat diintimidasi dengan kekuatan militer. Namun, mereka adalah bagian dari Indonesia merdeka.
"Harusnya menggunakan pendekatan dari hati ke hati, dialog, dan bukan atas nama pemerataan pembangunan lantas segala hal boleh termasuk mencabut nyawa warga sipil," lanjutnya.
Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar