Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
-
Viktus Murin Matakatolik.com -Tokoh Kristiani Tahun 2018 Pilihan Majalah Narwastu, Viktus Murin mengecam keras 'aksi paksa mengecap...
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.com -Kasih harus menjadi pedoman dalam membangun Reksa Pastoral di Keuskupan Ruteng Manggarai Flores NTT. Hal ini disampaikan...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com -Menteri Agama Fachrul Razi hari ini menunjuk Aloma Sarumaha sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bimas Katolik. Bersamaa...
-
Matakatolik.com - Direktur Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan (LKAK), Viktus Murin mendesak Presiden Jokowi untuk menegur Menteri Agama F...

2019, Menag Harap Kualitas Kehidupan Keagamaan Indonesia Membaik
Matakatolik.com-Tahun 2018 sudah berlalu. Banyak catatan serius terkait kualitas kehidupan keagamaan yang perlu diperbaiki. Tahun 2019 diharapkan membawa perubahan: mengembalikan pemahaman dan praktik hidup beragama pada esensinya untuk memanusiakan manusia.
"Memasuki Tahun 2019, saya mengajak setiap kita untuk mengembalikan pemahaman agama dan praktik keagamaan kepada esensi ajarannya, yaitu untuk melindungi serta memelihara harkat, derajat, dan martabat kemanusiaan kita," pesan Menag dikutip dari laman Kementerian Agama RI, Rabu (2/1/2019).
"Agama haruslah kita pahami dan amalkan untuk mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan," sambungnya.
Menag berharap agama tidak boleh dibajak oleh orang-orang yang ingin memperalat dan mengeksploitasinya hanya untuk kepentingan pragmatis. Agama juga harus terjaga dari kenaifan dan kepicikan sebagian kalangan, yang akibat kesempitan dan kedangkalan wawasannya lalu mudah menyalahkan dan memaksakan pemahaman agamanya kepada pihak lain.
"Mari kita kembalikan agama kepada esensi dan substansi ajarannya yang memanusiakan manusia. Agama tidak boleh kita gunakan untuk saling merendahkan dan bahkan meniadakan eksistensi satu dengan yang lain," tuturnya.
Meski masih banyak hal yang harus terus dibenahi dalam kehidupan keagamaan masyarakat di tahun 2018, Menag bersyukur bahwa secara umum kerukunan hidup antarumat beragama saat ini bisa tetap terjaga dengan baik di tengah kompleksitas kemajemukan bangsa dan persaingan hidup yg semakin terbuka, keras, dan tajam.
Menag optimis kehidupan keagamaan di tahun 2019 akan semakin membaik. Sebab, Indonesia memiliki banyak tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas-ormas keagamaan, serta kepemimpinan nasional dan daerah yang memiliki komitmen tinggi dalam merawat kehidupan dan kerukunan.
"Sambut 2019 dengan penuh optimisme bahwa kehidupan keagamaan akan semakin berkualitas. Sinergitas umat, tokoh agama dan masyarakat, serta pemimpin bangsa akan semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan negara kita tercinta," tandasnya.
"Saya sangat yakin bahwa kualitas kehidupan keagamaan di tahun 2019 akan meningkat jika masing-masing kita terus melakukan introspeksi diri, memperluas pengetahuan agama, serta mengasah empati dan rasa antarsesama", pungkas Menag.
Leksi Nantu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar