Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Begini kesan Cosmas Batubara di mata ketua PMKRI Jakarta Pusat
Ignatius Pati Ola
Matakatolik.com-Sentuhan perjuangan seorang Cosmas Batubara tersalurkan dalam tubuh generasi penerusnya. Perwujudannya melalui segala aktifitas yang selalu berasaskan Prinsip Tiga Benang Merah PMKRI yakni Kristianitas, Intelektualitas dan Fraternitas .
Tiga prinsip ini beliau dalami semasa seluruh hidupnya. Begitu Ia dikenal, terutama dikalangaan aktifis PMKRI .
Tokoh sekaligus kader Katolik dan pejuang PMKRI ini benar-benar berdarah dan berjuang di waktu memasuki era orba. Ia juga dikenal sebagai pejuang dan aktifis mahasiswa angkatan tahun 1966.
Sebagai kader PMKRI yang juga pernah menjabat sebagai ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI 1963-1967 beliau salah satu kader yang sangat memegang teguh spirit idealisme dan integritasnya.
Ia menjaga betul prinsip itu semasa hidupnya yang serba dengan rayuan hedonisme. Ia juga begitu rekat menjaga dan merawat para yunior dalam berbagai hal, khususnyaa dalam bidang kaderisasi.
Mantan Ketua Presidium KAMI Pusat ini juga menjadi salah satu mahasiswa dari kesembilan orang yang ditemui Presiden Soekarno pada 18 Januari 1966, dalam penyampaian Tritura.
Usia beliau yang sudah cukup rapuh tidak melunturkan semangat mengkaderkan generasi penerusnya. Hal itu Ia buktikan dengan kehadirannyan di setiap kegiatan kaderisasi di tingkat cabang, walau Ia sering jatuh sakit.
Kini Sang Semesta telah memanggil nya kembali pada pangkuan-Nya. Bersyukur Ia telah dibebaskan dari segala sakit dan penderitaan yang dialaminya selama ini, walaupun selama ini kelihatan beliau sehat-sehat saja.
Pilihan Politik yang diambilnya cukup pekat ketika salah satu kader Golkar ini dipercayakan menjadi Menteri selama 15 Tahun di era Soeharto.
Menjadi Menteri, itu biasa baginya. Ia masih begitu sederhana, tidak ekslusif dan tetap menjunjung tinggi nilai dan prinsip moralitas sebagai kader Katolik.
Meski melekat dan menjadi bagian dari inti kekuasaan itu sendiri, veuhuhe beliau tetap konsisten pada prinsipnya selaras sewaktu berjuang dulu.
Pekikan dan kritikan pedas bagi rezim waktu itu pun, tak tanggung-tannggung ia gelorakan bagi kesejahteraan dan keadilan sosial.
Kepeduliannya terhadap segala persoalan kemanusiaan juga menjadi catatan positif mantan menteri tenaga kerja ini. Ia juga dipercayakan menjadi Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat dan Menteri Negara Perumahan Rakyat.
Tentu, sebagai yunior, kami bangga ada senior hebat dan menjadi tokoh nasional yang cukup populer di masa itu sampai dengan saat ini. Namanya juga masih sering disebut-sebut.
Tepat tahun lalu, di waktu natalan, saya dan beberapa pengurus berkunjung ke kediaman beliau tanpa adanya kominkasi terlebih dahulu, karena kami sudah lama berniat mengunjungi beliau karena dikabarkan sering sakit.
Setibanya di rumah, cucunya menemui kami didepan pintu, kami langsung ditanyakan, ”darimana”? Serentak kami mejawab, dari PMKRI Jakarta Pusat. Kami langsung dipersilahkan masuk. ”Ternyata memang sudah dibisiki beliau ke cucunya, kalau dari PMKRI persilahkan untuk masuk".
Beliau kelihatan dari jauh agak lesuh dan kulitpun kian keriput, tetapi saat kami datang senyumannya cukup meyakinkan kami bahwa beliau sudah mulai sehat setelah balik pengobatan dari Jepang.
Saat itu, pengalaman saya pertama kali bertatap muka dan ngobrol santai bersama beliau. Beliau sangat ramah dan santun dalam memberikan wejangan dan masukan untuk kami yuniornya.
Beliau menceritakan pengalaman singkatnya sewaktu masih di Marga PMKRI. "Kami dulu sangat susah, makan aja susah amat, sehari mungkin ada sekali, kalian sekarang udah enak ya, banyak senior kalian yang udah sukses, tinggal minta aja," kata beliau sambil tertawa”.
"Ingat dek, apa yang kalian lakukan selama berproses di PMKRI dan dunia Aktifis pasti selalu memiliki arti dan makna untuk hidup di masa yang panjang. Intinya jaga selalu Nilai Perjuangan kita ya, tutur beliau”.
"Kita juga sangat egois dengan perjuangan individu dan sangat minim kolektifitas, semangat kolektifitas harus kalian bawa ya. Jaga Prinsip Tiga Benang Merah,” pesannya.
Kharisma Seorang Cosmas Batubara semoga menembus jiwa, ”mengembara, mengudara dan menjamur” bagi generasi penerusnya.
Selamat Jalan Senior Baret Merah-Bol Kuning, Guru Para Pejuang Gereja dan Tanah Air,Jiwa dan raga juangmu dalam sanubari kami Penerusmu.
Semangat Menjaga Marwah dan Niali PMKRI akan kami Jaga selalu. Semoga Hidup dalam Kebahagian bersama para Kudus di Surga. Doakan kami yang masih meniti titik-titik perjuanganMu. Doa Kami untuk keluarga, kerabat dan sahabat yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan penghiburan.
PRO ECCLESIA ET PATRIA !!!
Ignatius Pati Ola
Ketua Presidium PMKRI Cabang Jakarta Pusat (Yonmen)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar