Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
Solusi Untuk Anda!
ITL Trisakti Dorong SDM Berkualitas Lewat Vokasi
Matakatolik.com-Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti terus melakukan berbagai upaya guna meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan seminar yang bertajuk Global Research on Sustainable Transport and Logistics (GRoSTLog) 2019.
Kegiatan ini bermaksud agar Institut Transportasi Logistik (ITL) Trisakti bersiap untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berbasis vokasi di tengah tantangan era disrupsi transportasi dan logistik.
Salah satu alasan digelarnya seminar ini yakni bisnis transportasi dan logistik yang terus berubah serta ketatnya persaingan di pasar nasional maupun internasional. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh stakeholder baik dari pemerintah, pelaku usaha juga akademisi.
“Ke depan salah satu yang menjadi prasyarat Indonesia menjadi negara besar adalah turunnya nilai logistik dari 23% jadi 8% dari total PDB,” demikian diungkapkan Gede Pasek Suardika, Staf Ahli Menteri Perhubungan bidang Ekonomi Kawasan dan Kemitraan Perhubungan, di sela-sela acara Seminar Internasional, Global Research on Sustainable Transport and Logistics 2019, bertema Managing Growth in A Disruptive Environment in Aviation Industry, yang digelar di Kampus Institut Transportasi dan Logistik Trisakti, Jl. IPN Kebon Nanas No.2, Jatinegara, Jakarta Timur hari ini (1/8).
Ia menyebut Indonesia ke depan berpotensi menjadi negara berkekuatan ekonomi yang besar. Meski demikian, ternyata ada prasyarat yang harus dipenuhi untuk merealisasikan potensi tersebut, yakni penurunan nilai logistic dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Suardika lebih lanjut menuturkan, pemangkasan nilai logistic sebesar itu tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Karena itu pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2045 telah menyusun strategi mencapai potensi tersebut. Di antaranya dengan menjadikan sektor maritim alias kelautan Indonesia menjadi yang terdepan di pentas global.
Untuk mencapai tujuan tersebut tentu banyak hal yang harus digenapi. “Caranya tidak hanya dengan membangun infrastruktur, tapi juga membangun budaya kemaritiman. Jadi poros maritim dunia harus kita wujudkan,” ujar Suardika.
Suardika menyebut peran penting ITL Trisakti dalam mendukung terwujudnya rencana pemerintah.
Menurut Suardika, program dan perkembangan ITL Trisakti sudah sangat inline alias selaras dengan kebijakan pemerintah.
“ITL Trisakti sudah inline dan menjadi jawaban, sebagai penjuru bagaimana kita menghasilkan sumber daya unggul untuk kemaritiman dan pemikiran mendukung budaya maritim dan teknologi maritim yang terdepan,” puji Suardika.
Adapun langkah yang dilakukan ITL Trisakti dengan membangun sumber daya manusia unggulan bidang kemaritiman di kampusnya dianggap Suardika sesuai dengan rencana pemerintah menjadikan sector maritim sebagai industry unggulan Indonesia.
“Jadi upaya mencapai nilai logistik 8% dalam PDB membutuhkan karya besar, tidak hanya infrastruktur tapi yang paling penting budaya maritim itu harus dicreate. Karena itu ITL Trisakti harus link and match dengan industri kemaritiman. Indonesia perlu pendidikan vokasi kemaritiman yang juga di-certified supaya dia acceptable oleh industri,” jelas Suardika.
Menyambut pujian Kemenhub, Rektor ITL Trisakti Tjuk Sukardiman menanggapi bahwa pihaknya siap mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
“Yakni ITL Trisakti siap membantu dan mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah dalam hal ini membuat analisis berkaitan membuat system yang bisa memberikan dukungan atas upaya pemerintah dalam rangka misalnya meningkatkan industry penerbangan,” jelas Tjuk dalam kesempatan serupa.
Untuk itu ITL Trisakti senantiasa berkomitmen mencetak sumber daya manusia yang unggul dalam hal penguasaan teknologi, sekaligus menjadi seorang praktisi.
“ITL Trisakti telah menyusun program pendidikan berbasis MEMES multi entry multi exit system yang berbasis praktisi di lapangan. Kita juga berharap dengan seminar ini diharapkan ada pemikiran yang tumbuh di dalamnya untuk nanti bisa diberikan sumbangan ke pemerintah tentang suatu kebijakan yang relevan dengan apa yang disampaikan oleh beliau. ITL Trisakti siap mendukung dalam merancang konsep transportasi yang akan diwujudkan pemerintah,” jelas Tjuk.
Adapun dalam program multy entry multy exit system (MEMES) yang diterapkan ITL Trisakti, mahasiswa bisa memasuki perkuliahan di ITL Trisakti. Lantas setelah mengikuti satu dua tahun perkuliahan, mahasiswa bersangkutan bisa keluar beberapa waktu untuk bekerja. Dan saat masuk perkuliahan kembali maka masa kerjanya itu akan diakui dan dicatat sebagai pengganti SKS mata kuliah.
Sementara Sekretaris Yayasan Trisakti Haris Fabillah yang berbicara menggantikan Ketua Yayasan Trisakti Bimo Prakoso mengatakan, era disrupsi adalah tentang personalisasi, keamanan, layanan tanpa gangguan serta interoperabilitas.
"Dalam industri penerbangan misalnya, dua kegiatan inti mereka yakni operasional dan penjualan kini sedang menghadapi disrupsi," jelasnya.
Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian yang cepat di bisnis maskapai. Dia menilai bisnis maskapai penerbangan adalah bisnis yang unik karena diatur dan melibatkan intervensi regulasi pemerintah, teknisi dan market. Peran ketiganya sangat penting bagi keberlangsungan bisnis.
"Kami sangat percaya bahwa disrupsi teknologi era secara signifikan memengaruhi model bisnis maskapai dan memberikan efek yang memberi energi pada bisnis tidak hanya untuk peningkatan efisiensi jangka pendek," jelasnya.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar