Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
-
Viktus Murin Matakatolik.com -Tokoh Kristiani Tahun 2018 Pilihan Majalah Narwastu, Viktus Murin mengecam keras 'aksi paksa mengecap...
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.com -Kasih harus menjadi pedoman dalam membangun Reksa Pastoral di Keuskupan Ruteng Manggarai Flores NTT. Hal ini disampaikan...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com -Menteri Agama Fachrul Razi hari ini menunjuk Aloma Sarumaha sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bimas Katolik. Bersamaa...
-
Matakatolik.com - Direktur Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan (LKAK), Viktus Murin mendesak Presiden Jokowi untuk menegur Menteri Agama F...

Formapena Tolak Surat Resmi Pemda Ngada, Ini Alasannya
Emild Kadju
Matakatolik.com-Ketua Umum Forum Mahasiswa dan Pemuda Ngada (Formapena) Jabodetabek, Emild Kadju menolak secara tegas menolak Surat Edaran dalam bentuk google form yang berisikan permintaan pengisian data diri mahasiswa Ngada di luar daerah.
"Ya… kami secara tegas, atas nama Formapena Jabodetabek menolak surat pendataan diri mahasiswa Ngada. Kami menilai bahwa Pemda Ngada tidak profesional. Masa minta data diri lengkap termasuk NIK, nomor kontak sampai ke nomor rekening pribadi pakai Google form? Yang benar saja. Data orang bisa ditarik lho," jelas Emil melalui pesan Whatsapp yang diterima Matakatolik.com pada, Senin, 6/4.
Alumni STFK Ledalero ini juga mengatakan bahwa data-data yang disimpan di google form itu akan masuk ke data base luar, karena pembuat google form hanya admin, bukan super admin yang bisa keluar masuk mengakses data tanpa diketahui admin.
Mengancam Keamanan Data Pribadi
"Kenapa saya katakan tidak profesional? karena pembuat google form hanya admin, bukan super admin yang bisa keluar masuk mengakses data tanpa diketahui admin. Harusnya Pemda buat aplikasi sendiri. Bukan pakai Google form," lanjut Emild.
Ia juga mengatakan bahwa surat edaran dari Pemda tidak menjelaskan apa-apa selain memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Surat dari Pemda Ngada tidak menjelaskan apa-apa. Hanya ditulis untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. Lalu nomor rekening dan data-data pribadi lainnya untuk apa? Ini harus dijelaskan Pemda," tegas Emild.
Mahasiswa Pascasarjana Komunikasi Politik Semester 3 ini juga mengatakan bahwa tidak ada jaminan data pribadi mahasiswa akan aman.
"Dari NIK yang diminta, orang bisa akses KK. Dari KK, orang bisa satu nama gadis Ibu kandung yang biasa dipakai saat orang membuat rekening di Bank. Selain itu, ada juga nomor rekening yang diminta untuk didata dan ada juga nomor kontak, alamat lengkap, dan tanggal lahir. Semua persyaratan pencurian data pribadi sudah ada. Lantas, apakah Pemda Ngada mau bertanggung jawab?" Tambah Emild.
Ia juga mengatakan bahwa sikap Formapena tetap tegas menolak mengisi google form dari Pemda Ngada.
Putra Golewa ini juga menambahkan bahwa Pemda Ngada kekurangan tenaga IT profesional.
"Pemda Ngada kekurangan tenaga IT profesional. Google form itu model standar yang biasa dipakai mahasiswa untuk buat questioner dalam rangka keperluan kuliah. Masa sekelas Pemda jadinya sama seperti mahasiswa semester awal. Pemda harusnya lebih profesional. Buatlah aplikasi sendir yang khusus untuk mendata mahasiswa Ngada di luar daerah," jelas Emild.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar