Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com- K abar duka datang biara susteran tarekat Fransiskus Misionaris Maria (FMM) yang terletak Jalan Trans Mbay-Maumere. Biara y...
-
Matakatolik.com- Liturgi mengatur beberapa warna khusus untuk liturgi selama pekan suci. Adapun warna liturgi tersebut, yaitu: ...
-
Matakatolik.Com - Organisasi Katolik Vox Populi Institute Indonesia atau Vox Point Indonesia menyelenggarakan diskusi politik Seri 4 sec...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjanjikan akan menyiapkan penginapan alternat...
-
Matakatolik.com - Oktober 2016 lalu, Vatikan mengeluarkan aturan baru yang melarang setiap umat Katolik menyimpan abu dari sisa pemb...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.com -Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari ra...

Vox Point Indonesia Soroti Data Penerima Bansos
Matakatolik.com-Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia menyoroti permasalahan terkait penyaluran bantuan sosial di masa pandemi covid-19. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dinilai belum valid sehingga perlu diperbaharui agar bansos tepat sasaran.
“Inilah persoalan yang terjadi, yakni tidak adanya kesesuaian data milik pemerintah sehingga banyak bantuan sosial tidak tepat sasaran,” ujar Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati, yang tampil sebagai narasumber dalam Diskusi Politik (Dispol) Vox Point Indonesia Seri 16 melalui zoom meeting, Kamis (28/5).
Ia menyebut tidak adanya sinkronisasi dan update data di pemerintah menyebabkan penyaluran bansos itu tidak tepat waktu dan salah sasaran. Bahkan, kata dia, ada warga yang mestinya tidak berhak mendapat bantuan tapi malah menerima.
“Sehingga yang dibutuhkan saat ini adalah pemerintah dari tingkatan paling bawah merevisi dan mengupdate kembali data penduduk, sehingga bantuan apa pun dari pemerintah tepat sasaran,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Handojo, Vox Point Indonesia telah meminta semua jajaran pengurus baik di tingkat nasional, daerah dan wilayah untuk ikut memantau, memonitor masalah bansos serta mengusulkan perbaikannya kepada pihak yang tepat.
“Vox Point Indonesia harus ikut kawal, bisa langsung ke para pengurus di lingkungan yang mendata atau ke Ketua RT dan RW. Kami berharap data-data warga penerima bansos sesuai yang diinginkan Presiden Jokowi,” ungkapnya.
Handojo mengungkapkan persoalan yang ditemukan yakni sering terjadinya benturan kebijakan, tidak ada sinkronisasi antar kementerian, antar pemerintah pusat dan daerah. Sehingga membuat masyarakat bingung.
Ia menyebut pandemi Covid 19 mestinya menjadi momentum yang baik untuk berkolaborasi dan saling tolong menolong, bukan malah saling menjatuhkan.
“Sebenarnya bantuan sosial dari pemerintah sangat mulia karena tujuannya jelas untuk bantu warga. Tapi, diduga ada pihak tertentu yang ingin memanfaatkan dengan mengklaim sebagai bantuan yang berasal dari kelompok tertentu. Kemudian tidak adanya. Ini sesungguhnya yang sangat merugikan kredibiltas Pemerintah Pusat,” ujarnya.
Untuk itu Vox Point Indonesia memberikan rekomendasi agar bantuan sosial harus dikelola berdasarkan lima pilar yang disingkat TARIF yakni Tranparan, Accountable, Resposibilty, Independency, Fairness.
Dispol ini mengangkat tema: Bansos Pandemi Covid -19, Bencana atau Berkah? Yang dihadiri tiga narasumber yakni Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisedjati, Pengamat Sosial Politik Ray Rangkuti dan Tim Teknis Menteri Sosial RI Restu Hapsari.
Peserta adalah para pengurus dan anggota Vox Point Indonesia dari seluruh Indonesia dan masyarakat umum. Acara ini ditayangkan secara langsung melalui Hidup TV.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar