Matakatolik.com - Video adu argumen antara orangtua siswa dengan wakil kepala SMK Negeri 2 Padang jadi perhatian warganet beberapa hari terakhir ini. Dalam video ini terlihat perdebatan antara orangtua siswa dengan pihak sekolah lantaran kewajiban siswi termaksud yang nonmuslim menggunakan jilbab di sekolah. Video tersebut diunggah pada 20 Januari 2020.
Video
tersebut diunggah oleh salah satu orangtua siswa yang merasa keberatan anaknya
diwajibkan menggunakan jilbab. Dalam video yang berdurasi 15 menit tersebut
menunjukkan orangtua siswa meminta keterangan dengan pihak sekolah terkait
aturan tersebut dan meminta apa yang menjadi landasan hukumnya.
Menanggapi
kejadian tersebut, Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik
Indonesia (PP PMKRI) sangat menyayangkan kejadian tersebut, mengingat ini
adalah salah satu contoh yang tidak baik di negara yang menjunjung tinggi
keberagaman.
“Kami
meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk segera menyelesaikan
permasalahan ini, sekaligus mengevulasi Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang,
dan segera merevisi aturan tersebut. Kejadian seperti ini harus ditanggapi
dengan baik agar kiranya tidak menimbulkan preseden buruk dilain waktu,” jelas Ketua
Presidium PP PMKRI Benidiktus Papa sebagaiman tertuang dalam pers rilis yang
diterima media ini, Sabtu, 23/01/2021.
Lebih
lanjut ia menjelaskan, adanya kejadian ini menjadi bukti lemahnya pengawasan
pemerintah dengan sekolah-sekolah terutama negeri dalam menjalankan fungsinya.
“Sekolah
harusnya menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi siswa-siswi dalam menjalankan
tugasnya sebagai pelajar. Kewajiban menggunakan jilbab bagi siswa yang
nonmuslim tidak ada hubungannya dengan peningkatan kualitas peserta didik,” kata
Beni.
Sementara
Pengurus Pusat PMKRI, Alboin Samosir mengatakan, kewajiban menggunakan jilbab
bagi siswa yang nonmuslim merupakan salah satu bentuk diskrimatif dan kurangnya
penghormatan terhadap keberagaman. Oleh karena itu, negara melalui stakeholder
terkait harus hadir dan memastikan tidak ada lagi kejadian serupa terjadi.
“Sekolah
seyogiayanya menjadi contoh untuk menunjukkan betapa keberagaman dapat
dipersatukan, sekolah harusnya menjadi garda terdepan dalam implementasikan
nilai-nilai kebhinekaan, dan sekolah lah yang harusnya memberikan kesadaran
kepada peserta didik betapa negara ini dibangun berlandaskan warisan
keberagaman suku,agama, ras, dan antargolongan. Kejadian seperti ini harus
menjadi perhatian kita bersama,” pungkasnya.
Matakatolik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar