Matakatolik.com—Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati, menilai terbatasnya mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 memberikan dampak cukup besar terhadap sektor pariwisata, terutama di Bali. Apalgai dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Berbicara tentang pariwisata, sektor ini yang sangat mengalami
kemunduran akibat Pandemi Covid-19 sejak tahun lalu. Khusus Bali, sejak bulan
Maret dan April tahun lalu telah terjadi penurunan kunjungan wisatawan secara
drastis. Terlebih sejak wisatawan asing juga tidak diperkenankan masuk
Indonesia,” kata Handojo dalam sambutannya pada Webinar bertajuk “Merajut Tali Gagasan Bali Kembali dan
Kebijakan Pemerintah Terhadap Keberlangsungan Pariwisata di Bali 2021”, Sabtu
(23/1/2021).
Handojo menyebut, sangat kaget ketika ia melihat jalan-jalan
di Bali yang biasanya padat dan sangat sulit dilalui, namun saat ini sangat
sepi. Ia merasakan jalan menjadi sangat lancar, toko-toko souvenir sepi dan
hotel-hotel baru saja dibuka.
“Betapa terharunya saya melihat wajah ceria porter di
airport. Dengan penuh semangat mereka bekerja. Mereka bercerita baru beberapa
hari bekerja kembali setelah sekian lama bandara sepi pengunjung,” Handojo
mengisahkan.
Ia juga menceritakan pengelola hotel di Bali merasakan hal
yang sama. Mereka sangat berharap menyambut tamu walaupun turis lokal.
Akibatnya, banyak karyawan dirumahkan karena tidak ada tamu selama masa
Pandemi.
Menurut dia, hal ini butuh perhatian serius Pemerintah Pusat
dan Daerah untuk memberikan solusi terhadap pelaku Ekonomi di sektor
Pariwisata.
“Saya kira ini maksud dan tujuan webinar ini dikemas oleh
Dewan Pimpinan Daerah Vox Point Indonesia Bali. Juga ingin mendengar pandangan
Pemerintah Daerah yang diwakili oleh Pimpinan Provinsi serta Pemerintah Pusat
yang akan disampaikan oleh Pak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,”
ungkapnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)
Sandiaga Uno mengatakan ingin berkantor di Bali untuk melihat dan merasakan
langsung pemulihan pariwisata Pulau Dewata.
“Berkantor di Bali paling tidak sebulan sekali beberapa
hari. Ini berkantor benar ya, bukan berkunjung, tapi berkantor," katanya
Dengan berkantor di Bali, Sandiaga akan merasakan geliat
dari segi perhatian, tambahan kebijakan, serta kemampuannya menyampaikan
pemulihan pariwisata Bali kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf
Amin.
Ia menyebut inisiatif tersebut tengah dikaji secara
komprehensif. Berkantor di Bali sangat diperlukan karena berkaitan dengan
prinsipnya yang percaya jika melihat, mendengar, dan merasakan langsung.
“Ini kita sedang coba finalkan agar perhatian ini, seeing is
believing. Kalau cuma ngomong-ngomong dari Jakarta, enggak ada di Bali, pasti
enggak akan punya kredibilitas,” jelasnya.
Sandiaga melanjutkan, berkantor di sana juga dapat membuka
ruang diskusi antara dirinya dengan pelaku usaha atau pemerhati sosial seperti
Niluh Putu Ary Pertami Djelantik yang akrab disapa Mbok Niluh.
“Saya sangat menikmati kalau kita langsung mendengar tanpa
ada laporan dari staf Kemenparekraf yang ‘asal bapak senang’,” ungkapnya.
Acara ini diselenggarakan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox
Point Indonesia dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Vox Point Indonesia Bali. Hadir
sebagai Keynote Speaker Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga
Salahuddin Uno. Sementara Narasumber adalah Kadis Pariwisata Bali Putu Astawa
yang mewakili Gubernur Bali Wayan
Koster. Akademisi Aron Meko Mbete serta Tokoh Perempuan dan Pemerhati UMKM
Niluh Putu Ary Pertami Djelantik.
Webinar ini diikuti ratusan peserta dari seluruh Indonesai.
Mereka di antaranya pelaku pariwisata, pelaku UMKM, akademisi, mashasiswa, dan
masyarakat umum. Juga para pengurus dan kader Vox Point Indonesia dari seluruh
Indonesia.
Matakatolik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar