Headline News

Pidato Awal Tahun Ketum Vox Point Indonesia

 


Matakatolik.com- Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisedjati menyampaikan piadto awal tahun 2021. Pidato ini menanggapi berbagai dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Juga harapan menuju kehidupan yang lebih baik pada tahun 2021. 


Berikut ini adalah teks pidato yang diterima redaksi, Rabu (13/1).  


Yang terhormat, Bapak-Bapak Dewan Pengawas Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia.


Para Dewan Penasehat dan Dewan Pakar

Moderator Nasional dan Seluruh Pastor Moderator DPD dan DPW

Seluruh Pengurus DPN, DPD, DPW Vox Point Indonesia

Voxian diseluruh Indonesia dan para simpatisan

 

Salam Pancasila.

 

Pertama tama kita panjatkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan YME karena kita semua diberi kesehatan dalam masa pandemi Covid-19 yang makin dahsyat ini. Juga ucapan Selamat Tahun Baru 2021 dengan harapan pulihnya kesehatan Bangsa ini dengan hilangnya pandemi Covid-19 serta pulihnya perekonomian Bangsa sehingga Masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti sediakala.

 

Sejenak menengok tahun baru kita lalui bersama, telah terjadi perubahan yang sedemikian cepat dan mengejutkan pada perilaku dan semua dimensi kehidupan Masyarakat sejak Maret 2020.

 

Seketika perjumpaan dengan teman, relasi menjadi sangat terbatas dan banyak kebiasaan yang juga berubah. Di bidang pendidikan, pembelajaran tatap muka berganti menjadi pembelajaran jarak jauh.

 

Di bidang Agama, Ibadah dilakukan secara Online. Di bidang Perkantoran, kerja kantor berganti menjadi work from home. Serempak penampilan menjadi berbeda, masker menjadi barang kebutuhan primer dan kini berangsur menjadi fashionable.

 

Belum tuntas pandemi teratasi, bangsa kita masih dalam cengkeraman budaya korupsi yang sangat memprihatinkan. Bahkan ditengah keterpurukan perekonomian negara, banyaknya masyarakat menjadi miskin, pengangguran terbuka makin besar.

 

Peristiwa yang sangat besar Menusuk hati rakyat yakni terjadinya dugaan penyalahgunaan wewenang dari beberapa pembantu Presiden dengan maksud memperkaya diri dan/atau golongan. Bahkan di area untuk meringankan beban dan penderitaan akibat adanya pandemi.

 

Permasalahan tidak berhenti dipusaran itu, bahkan masalah meruncingnya intoleransi, longgarnya rasa kebangsaan antar anak bangsa sehingga nyaris menimbulkan konflik terbuka juga ikut mewarnai peristiwa tahun lalu.

 

Dengan memperhatikan secara saksama, kejadian yang telah terjadi maka kami memberikan perhatian khusus untuk :

 

Pertama, memperkokoh, menggalang dan merawat nilai-nilai kebangsaan sesama warga masyarakat wajib dilakukan oleh seluruh komponen anak bangsa. Dan tetap berpegang teguh pada empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara yakni Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Jangan ada tindakan-tindakan provokatif, ujaran-ujaran kebencian dari setiap anak bangsa walaupun mungkin mempunyai perbedaan cara pandang terhadap situasi saat ini.

 

Kedua, memperbanyak dialog-dialog dan seminar yang bertujuan mencairkan sumbatan-sumbatan yang terjadi antara anak bangsa. Hendaknya penyampaian kritik dapat dikemmukakan dengan tujuan memperbaiki situasi sulit bukan bertujuan untuk menjatuhkan kekuasaan.

 

Ketiga, melakukan kerja-kerja produktif, solutif tanpa menyebarkan dan membesarkan berita-berita propaganda yang dapat memecahbelah sesama anak bangsa. Penghargaan atas perbedaan pendapat, Pandangan tanpa harus melakukan tindakan destruktif serta melawan hukum.

 

Keempat, membangun pengertian bersama sebagai sesama anak bangsa sehingga seluruh permasalahan dapat terselesaikan. Pemerintah dapat menjadi pengayom nan bijak bagi seluruh perbedaan, perselisihan, kesalahpahaman sehingga situasi kebangsaan menjadi pulih kembali.

 

Kelima, melakukan penegakan hukum yang berlaku untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Hukum harus menjadi panglima sepertinya masih slogan saja, masih jauh dari harapan dan seyogyanya Pemerintah dapat merealisasikan tanpa pandang bulu, tanpa diskriminasi, tidak tajam ke bawah tumpul ke atas.

 

Keenam, permasalahan serius Bangsa ini adalah melawan Pandemi Covid-19, juga sekaligus memulihkan perekonomian negara adalah dua masalah yang sangat beririsan dan bahkan bak buah simalakama. Diperlukan kesatuan hati bagi setiap warga negara yang mencintai bangsa ini untuk bersatu padu mengatasi situasi krisis yang sedang terjadi. Bangsa yang bersatu pasti lebih mudah melawan musuh dari luar. Terpecahnya sebuah bangsa karena kurang adanya rasa nasionalisme para warganya. Karena mengetahui falsafah bangsa, way of life nya bangsa yang dapat berupa kurang mengenal Pancasila sebagai dasar landasan kebatinan kita.

 

Ketujuh, menjaga persatuan dan kesatuan adalah kewajiban seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Kebhinekaan, keberagaman dalam taman sari Indonesia adalah keniscayaan yang selalu harus dipelihara. Sikap intoleransi yang berkembang dalam masyarakat harus dapat dilawan dengan sikap asli leluhur yakni ramah, tepaslira, andap asor/rendah hati, cinta Negeri, sehingga pendidikan budi pekerti yang secara masif harus menjadi gerakan Nasional.

 

Kedelapan, meningkatkan kecintaan terhadap lingkungan hidup. Berdamai dengan alam semesta merupakan program yang harus diikuti oleh seluruh warga negara, karena alam akan memberikan dampak positif bagi manusia kalau diperlakukan secara benar.

 

Pada akhirnya peran serta kita semua diharapkan dapat ikut memperbaiki situasi kebangsaan yang masih memprihatinkan dengan timbulnya sekat-sekat yang berpotensi memecah belah Bangsa Indonesia.

 

Selamat berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat.


Matakatolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2018 MATA KATOLIK Designed by Templateism.com and Supported by PANDE

Diberdayakan oleh Blogger.
Published by Sahabat KRISTIANI