“Kuasa KebangkitanNya
Menjadikan Kita Hamba Kebenaran”
(Bdk Roma 6:18)
Matakatolik.Com-Umat Kristiani terkasih di manapun Saudara
berada. Salam Sejahtera dalam Yesus Kristus,
Saat ini Gereja-Gereja di Indonesia dan di
seluruh dunia kembali memperingati dan merayakan Kebangkitan Tuhan Yesus.
Kebangkitan-Nya mengalahkan maut memberi harapan baru bagi kita bahwa dalam
Kristus ada kehidupan baru yang mampu menerobos kematian dan kesia-siaan.
Melalui karya Kristus di kayu salib, kita meyakini bahwa “kita telah
dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama
seperti Kristus telah bangkit dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa,
demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Roma 6:4). Semua
ini kita terima dalam rasa syukur atas anugerah Allah yang luar biasa. Iman
kepada Kristus yang bangkit menjadi harapan yang terus menerus memberi semangat
bagi pengikut Kristus, secara pribadi maupun sebagai gereja, untuk senantiasa
membaharui diri dari kerapuhan dan keberdosaan manusiawi. Dengan pembaharuan
diri ini kita bangkit memberitakan kasih karunia Allah, mewujudkan kebenaranNya
di tengah-tengah realitas kehidupan yang sering diwarnai oleh dusta, penyebaran
berita bohong atau hoaks, tipu muslihat bahkan kelaliman.
Melalui Kebangkitan-Nya, gereja-gereja dan
setiap orang Kristen diajak untuk berani menentukan pilihan dari sekian banyak
pilihan yang kita hadapi setiap saat: apakah kita memilih untuk menjadi “hamba
dosa” atau menjadi “hamba kebenaran.” Rasul Paulus mengingatkan kita, khususnya
dalam Roma 6, bahwa setiap pilihan memiliki konsekuensi. Pilihan menjadi “hamba
dosa” akan membawa kita kepada maut atau kebinasaan. Pilihan untuk taat kepada
Allah dan menjadi “hamba kebenaran” akan membawa kita, maupun masyarakat di
mana kita hadir, kepada kemerdekaan dari dosa dan menikmati damai sejahteraNya.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus
Kristus,
Apa arti pesan Paskah untuk “menjadi hamba
kebenaran” bagi gaya hidup kita sebagai pribadi, maupun bagi kesaksian
gereja-gereja di Indonesia yang hadir dan melayani di tengah masyarakat majemuk
Indonesia yang sedang mengalami perubahan yang cepat? Banyak harapan yang
menggembirakan di tengah perubahan tersebut. Namun tidak sedikit juga
keprihatinan yang kita saksikan. Kita diperhadapkan dengan pelbagai pergumulan
yang menggerus masa depan anak bangsa, antara lain: kemiskinan yang
mengakibatkan banyaknya korban gizi buruk di pelosok negeri; perdagangan
manusia yang semakin marak serta tindak kekerasan yang dialami pekerja migran
yang mengakibatkan semakin banyak korban yang pulang ke rumahnya dalam peti
jenazah; bencana alam dan banjir yang terjadi dimana-mana. Kita juga terus
diperhadapkan dengan kecenderungan manusia yang semakin mengejar kepentingan
diri dan kelompoknya dengan mengabaikan kepentingan bersama yang dapat merusak
semangat persaudaraan, kesejahteraan dan keutuhan bangsa. Nilai-nilai
kasih, kejujuran dan kebenaran semakin diselewengkan demi meraih kedudukan,
kuasa dan kelimpahan materi. Selain itu, kita sebagai anak bangsa sedang berada
dalam eforia pesta demokrasi 2018. Situasi ini kembali lagi membawa warga
kepada pilihan: menjadi “hamba dosa” yang berorientasi pada ketidakbenaran
dalam rupa politik uang dan politik identitas, atau menjadi “hamba kebenaran”
yang mendorong warga menjadi pemilih cerdas dengan memilih pemimpin bangsa pada
semua lini yang takut akan Tuhan dan mengedepankan kepentingan dan
kesejahteraan segenap anak bangsa.
Dalam suasana syukur dan sukacita Paskah,
perkenankanlah kami mengajak kita semua untuk dengan bijak mempertimbangkan
pilihan-pilihan berikut:
1.
berani
memilih kebenaran di tengah banyaknya orang yang bersikap tidak jujur dan
membengkokkan kebenaran, sekalipun harus “memikul salib” dan menghadapi
berbagai resiko. Hal ini sejatinya kita wujudkan secara nyata dalam tindakan
konkret dengan menghadirkan perdamaian, keadilan dan kesejahteraan di tengah
kehidupan keluarga, gereja, masyarakat, dan bangsa Indonesia;
2.
berusaha
mengendalikan diri agar tidak mudah terprovokasi untuk membenci kelompok lain
yang berbeda suku, budaya, ideologi dan agama; serta berupaya menghindari
tindakan-tindakan provokatif, termasuk politisasi agama, yang dapat memecahbelah
keutuhan NKRI;
3.
menumbuhkembangkan
budaya damai mulai dari keluarga, menjauhi kebohongan apalagi menyebar luaskan
berita-berita bohong atau hoaks demi kepentingan pribadi atau
kelompok, serta mendampingi generasi muda dalam pertumbuhan karakter dan spiritualitas
yang mencerminkan kebenaran Allah;
4.
memberikan
perhatian khusus kepada saudara-saudara yang mengalami ketidakadilan dan
kekerasan akibat tindakan dan keserakahan segelintir orang, melalui
pendampingan pastoral maupun tindakan advokasi;
5.
Bersama
semua anak bangsa, menciptakan masyarakat yang demokratis melalui pendidikan
politik bagi warga gereja agar dalam Pilkada 2018, Pileg dan Pilpres 2019
mendatang setiap warga gereja dan warga masyarakat dapat menjadi pemilih yang
cerdas demi kepentingan bangsa.
Selamat
PASKAH! Selamat menghidupi dan mewujudnyatakan kebenaranNya.
Jakarta,
Maret 2018
Atas
nama Majelis Pekerja Harian PGI
Pdt.
Henriette Hutabarat Lebang
Pdt. Gomar Gultom
Ketua
Umum
Sekretaris Umum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar