Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com- K abar duka datang biara susteran tarekat Fransiskus Misionaris Maria (FMM) yang terletak Jalan Trans Mbay-Maumere. Biara y...
-
Matakatolik.com- Liturgi mengatur beberapa warna khusus untuk liturgi selama pekan suci. Adapun warna liturgi tersebut, yaitu: ...
-
Matakatolik.Com - Organisasi Katolik Vox Populi Institute Indonesia atau Vox Point Indonesia menyelenggarakan diskusi politik Seri 4 sec...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Matakatolik.com- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjanjikan akan menyiapkan penginapan alternat...
-
Matakatolik.com - Oktober 2016 lalu, Vatikan mengeluarkan aturan baru yang melarang setiap umat Katolik menyimpan abu dari sisa pemb...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.com -Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari ra...

Lawan Intoleransi dan Radikalisme, Warga Perempuan Bergerak Siap Deklarasi
Matakatolik.Com - Salah satu deklarator Warga Perempuan Bergerak Sabrina menyampaikan, besok Selasa 3 Juli 2018 akan mendeklarasikan Warga Perempuan Bergerak di Restoran Bumbu Desa pukul 12.00 s-d 15.00 Wib.
Deklarasi tersebut mengusung tema Perempuan Melawan Intoleransi dan Radikalisme. Menurut Sabrina deklarasi ini merupakan bentuk keprihatinan kaum perempuan terhadap isu Intoleransi dan Radikalisme serta insiden terorisme yang terjadi belakangan ini.
“Bahwa keprihatinan ini telah banyak menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan dalam masyarakat yang mengarah mengancam keamanan warga. Memecah belah komunitas memicu kebencian dan prasangka kaum minoritas dan menciptakan ketidakharmonisan antar keluarga.” terang Sabrina dalam keterangan tertulisnya melalui pesan singkat di Jakarta, Senin (2/7).
Juru Bicara WPB Arimbi Herupoetri, mengatakan deklrasi tersebut merupakan penyatuan kembali ke Bhineka-an Tunggal Ika dan sesuai nilai-nilai Pancasila menjadi penduan di kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Warga Perempuan Bergerak adalah warga negara dengan berbagai macam latar belakang termasuk ibu rumah tangga, masyarakat biasa maupun berprofesi sebagai aktivis dan profesional.” ungkapnya.
Sementara anggota Komunitas Insan Psikologi Indonesia Livia Iskandar, mengatakan, pembentukan Warga Perempuan Bergerak (WPB) dilakukan mengingat perempuan adalah populasi terbesar di Indonesia. Menurut dia, merasa perlu untuk memperjuangkan kepentingan dan pendapat kaum perempuan agar menjadi perhatian para pengambil keputusan, sehingga sumbangan perempuan dalam pembangunan keadaban bangsa dihargai dan dihormati.
Turut hadir perwakilan besok hari dalam deklarasi Warga Perempuan Bergerak, antara lain dari Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur dan Jawa Barat.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar