Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
Solusi Untuk Anda!
Rayakan HUT ke-25, SUDARA Gelar Seminar
Matakatolik.Com - Perkumpulan profesional Katolik Sumber Daya Rasuli (SUDARA) merayakan HUT ke-25nya dengan menggelar seminar bertajuk "Semakin Katolik, Semakin Profesional Untuk Indonesia", di Aula Gereja Katedral Jakarta, Sabtu (22/9/2018).
Seminar ini menghadirkan pembicara profesional diantaranya Founder Rumah Perubahan sekaligus juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Rhenald Kasali. Kemudian Rektor Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, RP. Simon Petrus Lili Tjahjadi, Pemimpin Redaksi Kompas.Com Wisnu Nugroho, Bupati Terpilih Kabupaten Dairi Sumatera Utara Eddy Brutu.
Hadir pula Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo, HR and Corporate Affair Director PT Trans Retail Indonesia, Herni Dian, dan Managing Director Kelly Services Indonesia Bernadette R. Themas.
Ketua Sudara, Lilik Agung mengatakan karya Sudara tidak lagi sekadar untuk Gereja, tetapi juga harus berkontribusi nyata untuk Indonesia.
Menurutnya seminar yang menghadirkan profesional Katolik yang sukses di bidangnya tersebut bertujuan menginspirasi profesional Katolik lainnya untuk mulai melebarkan pelayanannya, baik di tempat kerja maupun di masyarakat.
Untuk itu ia mengajak profesional Katolik lainnya bergabung di Sudara. "Silahkan profesional Katolik lainnya untuk bergabung di tempat kami dengan tangan terbuka kami akan menerima," ujarnya.
Menurut salah satu pembicara, Herni Dian, profesional harus terkait dengan profesi yang digeluti seorang pekerja. Yang diutamakan seseorang agar profesional yakni memerlukan keahlian untuk profesi tersebut.
Hal lain yang ia katakan agar mencintai Indonesia ialah dengan melakukan cara-cara sederhana. Misalkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Ia menceritakan di tempat kerjanya. Dulu, jika ada rapat tidak pernah menyanyikan lagu kebangsaan. Namun, sekarang setiap kali ada pertemuan selalu didahului lagu-lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya.
"Sekarang jika ada rapat kita mulai dengan (lagu) Indonesia Raya. Kita ingin membuat sesuatu yang berubah," ungkapnya.
Lagu Indonesia Raya, kata dia dapat memotivasi seluruh karyawan untuk semangat dalam menjalankan tugas. Sebab, di lagu Indonesia Raya, ada 8 kata "Merdeka" yang sangat berkesan.
"Enterpreneur harus orang yang merdeka, harus bisa berkomunikasi dengan baik. Ini salah satu cara perjuangan untuk Indonesia. Kami membuat semua orang di perusahaan mau berjuang untuk Indonesia yang lebih baik," ungkapnya.
Sementara Romo Simon Lily menekankan pentingnya profesional Katolik untuk memegang etika profesi sebagai dasar pelayanan, diantaranya nilai-nilai keadilan (justice), hormat kepada diri sendiri (respect), menjalankan pelayanan dengan membangun kepercayaan.
Sementara Prof Rhenald Kasali dalam pemaparannya, menyatakan bahwa menjadi professional pada zaman sekarang tidaklah mudah. Ia menekankan bahwa zaman sudah berubah, dan karena itu cara berpikir pun harus berubah.
“Jangan bawa cara berpikir hari kemarin untuk melihat hari esok”, pesan Rhenald untuk 200-an peserta dalam seminar tersebut.
Matakatolik - Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar