Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Valens Daki-Soo Bertarung Menuju Senayan
Matakatolik.Com – Valens Daki Soo akhirnya resmi menjadi Caleg DPR RI setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi mengumumkan Daftar Calon Tetap (DCT) Legislatif pada Kamis, (20/9/2018).
Salah satu nama yang tertera dalam daftar adalah Valens Daki-Soo, putra kelahiran Nagekeo-Flores yang kiprahnya telah diakui di tingkat nasional.
Valens yang kini dipercayakan sebagai Tenaga Ahli Kantor Staf Khusus Presiden maju sebagai Caleg DPR RI Nomor Urut 2 dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan pada Pileg 2019.
Dalam rilis yang diterima Matakatolik.Com, Valens mengakui bahwa saat ini DPR RI mengalami penurunan citra di mata publik sebagaimana dilansir berbagai hasil survei. Namun, ia memutuskan tetap maju sebagai Caleg DPR RI karena memiliki pertimbangan tersendiri.
“Saya memilih tetap maju karena menyadari bahwa saya tidaklah sendirian. Masih banyak orang termasuk teman-teman politisi muda yang punya idealisme dan daya kritis. Masih banyak orang, termasuk politisi yang memegang kuat prinsip dan nilai-nilai, serta mencintai Republik ini sepenuh hati,” ungkap Wakil Kepala Badiklat Pusat PDI Perjuangan itu, yang juga lama aktif sebagai Pengurus Yayasan Jati Diri Bangsa (YJDB) bersama sejumlah tokoh nasional.
Valens berkomitmen ikut membenahi lembaga ataupun mengabdi bangsa melalui pengabdian di jalur DPR. Ia bertekad memperjuangkan aspirasi rakyat yang menginginkan tegaknya NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Tidak cukup saya menggelegarkan suara dalam orasi tentang NKRI, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika di ruang-ruang diskusi, seminar, dan ceramah. Jika mungkin, bersama teman-teman yang sevisi, alangkah baiknya saya ikut berjuang di jalan parlementer untuk kepentingan NKRI tercinta ini,” papar penggagas dan pendiri PMKRI Cabang Maumere tersebut.
Valens memiliki pandangan tentang politik sebagai panggilan luhur dan "misi suci", sama seperti panggilan hidup lainnya. Yang diperjuangkan dalam politik adalah kepentingan rakyat termasuk kemajuan dan kesejahteraan mereka. Panggilan berpolitik merupakan panggilan untuk secara total berbakti kepada bangsa dan Negara tercinta.
“Pada titik persimpangan inilah, saya memutuskan untuk terus melangkah maju. Sekiranya saya dipercaya rakyat, saya mesti mendedikasikan hidup saya untuk menyerap dan memperjuangkan kepentingan mereka,” tegas Valens.
Pemikir-Pekerja
Pada 2016, Valens ditunjuk untuk mendampingi Komjen Pol (Purn) Gories Mere yang diangkat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan. Valens mendapat kepercayaan besar sebagai Tenaga Ahli Staf Khusus Presiden Bidang Keamanan & Intelijen.
Posisi strategis itu tidak datang secara instan. Valens menempuh perjalanan yang panjang melalui kerja keras yang teruji.
Menarik, bahwa kontribusi Valens selalu menuai apresiasi setiap periode pemerintahan mulai dari awal era reformasi hingga pemerintahan Presiden Jokowi.
Valens yang juga populer sebagai pengagum Bung Karno mengawali karirnya sebagai wartawan. Karena kecerdasan, didukung karakter, Valens lantas memikat Dubes Keliling RI dengan Tugas Khusus FX Lopes da Cruz. Ia ikut terlibat dalam upaya penyesaian masalah Timor Timur di berbagai forum.
Selanjutnya, atas kerja keras dan kemampuan intelektualnya Valens diangkat sebagai Staf Khusus Kepala Bakin (BIN) Letjen TNI Arie J. Kumaat.
Kiprah Valens, yang pernah menimba ilmu di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, di dunia militer semakin diakui setelah menjadi asisten Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri. Jenderal Kiki berturut-turut menduduki posisi strategis di TNI seperti Asisten Operasi KSAD, Panglima Darurat Militer Timtim, Pangdam IX/Udayana, dan Wakil Kepala Staf TNI AD.
Di mata Jenderal Kiki, Valens adalah sosok pemikir muda dan energik yang membantunya dalam tugas-tugas kemiliteran. Valens dikenal sebagai pekerja-pemikir, sekaligus pemikir-pekerja, yakni memiliki kemampuan konseptual dan ketajaman eksekusi di lapangan.
“Beruntung, saya mengenal beberapa wartawan yang mau memberikan bimbingan, terutama saudara Valens Daki-Soo, seorang mantan wartawan, peminat filsafat yang juga berbakat seni, yang akhirnya menjadi staf saya,” tulis Pak Kiki dalam bukunya “Kiki Syahnakri, Timor Timur The Untold Story” (2012).
Pada 2002, Valens dilibatkan Gories Mere (saat itu masih berpangkat Komisaris Besar Polisi) untuk bergabung sebagai staf khusus di Satgas Bom Polri yang menangani kasus Bom Bali I dan II, serta berbagai aksi teror di tanah air. Valens menjadi satu-satunya orang sipil (non-Polri) yang tergabung dalam Tim Satgas Bom Polri itu.
Tahun 2004, Gories Mere membentuk Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88). Dari ladang pengabdian negara bersama TNI dan Polri itulah, Valens mengaku semakin mencintai bangsa dan negara dalam semangat nasionalisme.
“Bekerja di lingkungan TNI-Polri dalam waktu yang cukup lama telah mempertebal rasa nasionalisme dan patriotisme saya. Semakin kuat pula komitmen bahwa Pancasila harus tetap dipertahankan dari ancaman radikalisme ataupun upaya menggantinya dari kelompok dan ideologi manapun,” tegas Valens.
Dalam dunia usaha atau bisnis, Valens pernah menjadi manajer marketing PT Hasuda Graha (perusahaan penyuplai peralatan militer), Direktur Eksekutif PT RSA (Resourceful Security Agency) di bidang jasa sekuriti. Hingga saat ini Valens menjadi konsultan di grup usaha swasta nasional Bumi Biru Group.
Sejak 2012 Valens mendirikan VDS Group yang terdiri dari PT Veritas Dharma Satya, PT VDS Sekuriti, PT VDS Media (yang menerbitkan portal berita www.indonesiasatu.co) dan kantor pengacara VDS & Partners Law Firm.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar