Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Kolekte Misa Pembukaan Pesparani Disumbangkan untuk Korban Bencana di Sulteng
Ket. Foto: Uskup Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi saat ditemui di Kantor Keuskupan Ambonia, Ambon, Senin (29/10).
Matakatolik.Com - Seluruh kolekte Misa Pembukaan Pesparani Nasional Pertama disumbangkan untuk korban bencana di Sulawesi Tengah.
"Yang jelas hasil kolekte tersebut kita akan sumbangkan untuk saudara-saudara kita di Sulawesi Tengah," kata Uskup Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi, di Gedung Keuskupan Amboina, Senin (29/10/2018).
Ia mengaku bersyukur karena penyelenggaraan Misa Pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional Pertama di Lapangan Merdeka, Kota Ambon berjalan lancar dan aman.
Bahkan, kata Uskup Mandagi, misa tersebut mengekspresikan kerja sama antara umat beragama dalam suatu kegiatan.
"Kegiatan Pesparani ini bukan hanya kegiatan umat katolik, tetapi melibatkan umat dari agama lain. Panitia lokalnya hanya 10 persen dari Katolik, selebihnya dari Islam, Protestan dan agama-agama lainnya," ujar Uskup Mandagi.
Selain nilai toleransi dan gotong royong dalam keberagaman, kata Uskup Mandagi, Pesparani juga mengangkat nilai cinta kasih dan saling membantu dalam persaudaraan sejati.
Karena itu, tutur dia, hasil dana kolekte di Misa Pembukaan Pesparani pada Sabtu, 27 Oktober 2018 lalu akan disumbangkan untuk korban gemba dan tsunami di Sulawesi Tengah.
"Hidup kita itu harus didasari dengan cinta kasih untuk sesama. Karena itulah nanti hasil kolekte dari Pesparani ini akan kita sumbangkan untuk korban gempa di Palu, Sigi, dan Donggala. Itu bagian dari cinta kasih," ungkap dia.
Misa pembukaan tersebut diikuti oleh kira-kira 5.800 umat Katolik peserta Pesparani. Namun, Uskup Mendagi mengaku belum mengetahui jumlah kolekte pada misa tersebut.
Lebih lanjut, Uskup Mandagi juga bersyukur karena ternyata kontingen dari Sulteng tetap hadir dan ikut berpartisipasi dalam perlombaan Pesparani di Kota Ambon.
Di tengah suasana bencana, kata dia, kontingen Sulteng tetap terlibat dalam berbagai perlombaan Pesparani.
Sebagaimana diketahui, Misa pembukaan Pesparani di Kota Ambon pada Sabtu (27/5) dipimpin langsung oleh delapan uskup dan puluhan imam.
Konselebran utama dalam misa ini adalah Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Uskup Agung Jakarta Mgr Suharyo.
Selain Uskup Mandagi, uskup lain yang menjadi konselebran dalam Misa Pembukaan tersebut adalah Uskup Denpasar yang juga menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng Mgr Silvester San, Uskup Agung Makassar Mgr Johanes Liku Ada, Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarto, Uskup Agung Merauke Mgr Niko Adi Saputra, Uskup Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang, dan Uskup Samarinda Mgr Yustinus Harjosusanto.
Matakatolik - Justin Patris
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar