Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
Solusi Untuk Anda!
PGI: Gereja Harus Berjalan Bersama Sebagai Garam dan Terang
Matakatolik.Com - Gereja harus berjalan bersama, bersatu membangun umat dan bangsa Indonesia. Kerja sama antara Gereja sangat penting demi kokohnnya NKRI.
Hal tersebut dikatakan Pendeta Bambang H. Widjaja dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Ia menyampaikan hal tersebut dalam sambutan di depan para Uskup se-Indonesia pada pembukaan Sidang Sinodal KWI 2018, di Pusat Pastoral Keuskupan Bandung (PPKB), Senin, (5/11/2018).
"Kita perlu berjalan bersama antara berbagai Gereja secara serasi agar dapat memenuhi panggilan sebagai garam di tengah kehamburan. Dan, menjadi terang di tengah kegelapan di dunia ini. Hanya dengan demikian kita bisa menghadirkan Kristus di tengah dunia," kata dia.
Ia menyebut kerja sama antara Gereja sudah dibangun sejak lama. Contohnya terkait RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan.
"Langkah bersama juga sudah diwujudkan dalam menyatakan tanggapan terhadap RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan meskipun dalam perspektif dan konteks masing-masing," katanya.
PGI, kata dia, menegaskan tentang intervensi negara dalam pendidikan agama non formal yang sesungguhnya merupakan peribadatan Gereja.
Walaupun mengkritisi RUU sesuai perspektif masing-masing, namun kata dia, pesannya sama. Bahwa RUU tersebut tidak menggambarkan pemahaman yang komprehensif terhadap pendidikan agama Kristiani. Tak layak diundangkan tanpa adanya revisi mendasar.
"Inilah pentingnya memperteguh langkah bersama PGI dan KWI terutama di bidang politik," pungkas dia.
Matakatolik - Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar