Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Pemuda Katolik Minta Capres-Cawapres Gunakan Masa Kampanye untuk Pendidikan Politik
Matakatolik.Com-Pengurus Pusat Pemuda Katolik meminta peserta Pemilu 2019 khususnya pasangan calon presiden dan wakil presiden menggunakan masa kampanye sebagaimana mestinya, yakni menjadi momentum pendidikan politik bagi masyarakat pemilih. Harapan ini akan menjadi salah satu isu yang akan dibahas dalam kongres XVII Pemuda Katolik di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kampanye harus digunakan mensosialisasikan visi, misi dan program membangun Indonesia yang lebih baik. Dengan begitu akan memberikan pendidikan politik yang mencerdaskan kepada masyarakat pemilih," ujar Sekretaria Pengarah (SC) Kongres Pemuda Katolik XVII, Frederikus Lusti Tulis saat konferensi di Hotel Swiss-Belinn Kristal, Kupang, Kamis (6/12).
Ferdi, sapaan akrabnya, mengatakan Pemuda Katolik menilai kampanye paslon belum menyentuh makna substansial dari kampanye sebagai pendidikan politik. Masa kampanye, kata dia, masih diisi dengan saling cemooh, saling sindir dan saling fitnah antara paslon dan tim suksesnya.
"Hal tersebut tentunya merugikan paslon dan masyarakat pemilih. Paslon akan kehilangan banyak waktu dan energi untuk menyampaikan visi-misi dan programnya. Sedangkan masyarakat akan terjebak dalam kebingungan untuk menentukan pilihannya," tandas dia.
Padahal, kata dia, masyarakat pemilih dituntut untuk memilih pemimpin secara rasional, yakni memilih dengan pertimbangan visi-misi, program kerja serta rekam jejak calon pemimpin. Namun, ketika masyarakat tidak disuguhkan dengan informasi visi-misi, program kerja serta rekam jejak, maka pilihannya bisa hanya berdasarkan pertimbangan psikologis atau emosional dan sosiologis.
"Karena itu, Pemuda Katolik mempunyai panggilan moral untuk mengingatkan paslon agar memanfaatkan masa kampanye dengan memberikan pendidikan politik yang mencerdaskan pemilih," imbuh dia.
Pemuda Katolik Netral
Lebih lanjut, Ferdi menegaskan bahwa secara organisasi Pemuda Katolik netral dalam pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2019. Karena itu, kata dia, para kader Pemuda Katolik dilarang keras menggunakan atau mengatasnamakan Pemuda Katolik untuk mendukung partai atau pasangan capres-cawapres tertentu.
"Posisi kita secara organisasi jelas netral dalam Pemilu 2019," tegas dia.
Pemuda Katolik, kata Ferdi, hanya meminta para kadernya menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab. Yang terpenting, kata dia menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk pertanggungjawaban moral menghasilkan pemimpin yang berkaulitas dan berintegritas.
"Silakan gunakan hak pilih, tidak boleh golput tetapi jadilah pemilih yang cerdas, yang memilih berdasarkan pertimbangan visi-misi, program dan rekam jejak para peserta pemilu," ungkap dia.
Selain mendorong para kader menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab, Ferdi juga mengatakan Pemuda Katolik akan terlibat aktif mengkawal proses tahapan pemilu. Di beberapa daerah, kata dia, para kader pemuda katolik terlibat dalam pengawasan partisipatif
untuk memastikan tahapan pemilu berjalan sesuai aturan yang berlaku.
"Kita pastikan tahapan pemilu berlangsung tanpa haox, tanpa politik SARA dan tanpa politik uang yang bisa memecah belah bangsa," pungkas dia.
Yus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar