Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
Solusi Untuk Anda!
Sandiaga Uno: Saya Pernah Belajar di Sekolah Protestan dan Katolik
Matakatolik.com-Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno, bercerita tentang keberagaman dan toleransi di Indonesia saat bertemu dengan sejumlah pendeta dan komunitas Nasrani, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Pertemuan akrab tersebut digelar di Gedung PGRI Manggung, Cangakan, Karanganyar, Senin (28/1/2019).
Sandiaga bercerita banyak tentang keberagaman serta sikap toleransi yang dimiliki bangsa Indonesia.
Ia juga menceritakan pengalamannya yang pernah mengenyam pendidikan di sekolah Katolik dan Protestan.
"Kita harus memberikan kesetaraan, Indonesia yang sangat beragam ini harus dijunjung tinggi. Saya sendiri punya pengalaman, selama 7 tahun di sekolah Kristen, 3 tahun di sekolah Katolik. Tidak pernah diperlakukan tidak adil," ujarnya.
Menurut Sandi, keberagaman adalah aset dari Tuhan yang harus dijaga keberlangsungannya demi tercapainya negara yang adil dan makmur.
Pada kesempatan tersebut Sandi juga mengapresiasi toleransi di Kabupaten Karanganyar. Salah satunya adalah saat umat Muslim menjaga umat Hindu yang merayakan Nyepi.
Menurut dia, komunitas yang ada di Karanganyar ini menjadi inspirasi. "Selama diperlakukan adil maka tidak akan terasa minoritas maupun mayoritas," jelasnya.
Sandi menekankan bahwa negara harus hadir untuk memastikan seluruh umat diperlakukan adil.
Dalam pertemuan tersebut Sandi juga sempat melakukan dialog dengan para peserta yang hadir. Beberapa pembahasan yang diangkat di antaranya, lapangan kerja dan peluang usaha.
"Saya mengucapkan terimakasih, karena saya banyak mendapatkan aspirasi dari para Pendeta dan Komunitas Nasrani yang ada di Karanganyar. Masukannya berpihak pada penciptaan lapangan kerja, peluang usaha untuk anak muda juga untuk ibu-ibu, buruh honorer, dan penyandang disabilitas," ucapnya.
Ia bertekad untuk melindungi seluruh umat beragama dan memprioritaskan kelompok minoritas.
"Kami akan memprioritaskan kelompok minoritas. Kita ingin Prabowo-Sandi bisa hadir menyelesaikan permasalahan ekonomi yang berkeadilan," kata Sandi.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar