Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
Solusi Untuk Anda!
Hadiri Festival Sarung, Presiden Apresiasi Keragaman Sarung Indonesia
Matakatolik.com-Presiden Joko Widodo mengapresiasi keragaman sarung yang dimiliki bangsa Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Presiden saat dirinya bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menghadiri acara Festival Sarung di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, 3 Maret 2019.
"Saya tadi melihat dari beberapa provinsi yang kita miliki semuanya memiliki produksi sarung. Baik berupa tenun, ada yang berupa songket, ada yang berupa batik, dan jenis-jenis sarung yang lainnya. Inilah sebuah kekayaan budaya yang tidak dimiliki bangsa lain," kata Presiden.
Baca Juga: TPDI: Seruan Moral Pemilu, KWI Mencegah Orang Jahat Masuk Parlemen
Oleh sebab itu, Presiden mengatakan nantinya akan ditentukan hari tertentu dalam satu bulan untuk memakai sarung bersama-sama. "Bisa seminggu sekali, bisa dua minggu sekali, bisa sebulan sekali. Kita lihat nanti," kata Kepala Negara.
Kekayaan budaya yang terdapat dalam sarung ini, menurut Presiden, harus ditempatkan pada tempat yang paling baik. Hal ini merupakan bentuk penghargaan kita atas karya dan produksi sarung dari setiap provinsi yang memiliki keragaman corak, motif, dan warna, serta memiliki filosofi yang tinggi.
"Saya sangat menghargai Sarung Fest yang diadakan pada hari ini. Semoga kita semuanya memberikan penghargaan, memberikan apresiasi terhadap karya-karya yang dipamerkan para hari ini," ucap Presiden.
Baca Juga: NU: Stop Sebut Kafir Bagi Warga Non-Muslim
Pada kesempatan itu, Presiden dan Ibu Iriana kompak mengenakan kemeja putih lengan panjang dan bersarung warna merah marun. Setibanya di tempat acara, keduanya terlebih dahulu meninjau stan-stan yang ada, antara lain stan Dekranasda NTT dan Belu, stan Rusari, hingga stan perajin sarung dari daerah terdampak gempa Donggala, Sigi, Lombok, Lampung, dan Banten.
Usai memberikan sambutan, Presiden menyempatkan mencoba alat tenun sarung yang ada di atas panggung bersama Syamsudin, perajin tenun asal Gresik.
Sebelumnya, Presiden juga sempat hadir dan menyapa warga di acara Silaturahmi Paguyuban Blangkon dan Selendang Nusantara di Plaza Barat Gelora Bung Karno.
Baca Juga: Nilai-Nilai Kebangsaan, Menjadi Perjuangan Utama
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam acara ini antara lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Selain itu tampak hadir juga Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto, dan Ketua Festival Sarung 2019 IGK Manila.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar