Kota Larantuka
Matakatolik.com-
rencana Pemerintah Provinsi NTT untuk mengusulkan Larantuka sebagai kota suci
bagi umat Katolik di Indonesia disambut baik oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Syukur pada
Tuhan, karena dengan begitu, perilaku penduduk ikut termotivasi menjadi suci,
baik sikap perilaku terhadap sesama, terhadap religiusitas termasuk
sensitifitas terhadap sikap iman dan takwa orang secara pribadi," kata
Ketua MUI Flores Timur, Ahmad Bethan seperti dilansir oleh liputan6.com, pekan
lalu.
Menurut Ahmad usulan
tersebut tentunya sudah melalui survey kelayakan terhadap Kota Larantuka, dan
boleh jadi telah memenuhi sejumlah kriteria kesucian kota.
"Maka keinginan untuk menjadikan
Larantuka sebagai kota suci seperti demikian cukup beralasan," katanya
dilansir Antara.
Dia menjelaskan sebuah kota suci dengan penganut keyakinan agama pluralitas, maka
boleh jadi sudah menjadi pembahasan yang mendalam dari penggagas, terkait
tingkat kepantasan, tingkat kelayakan maupun tingkat prioritasnya.
"Tentu target penggagas menjadikan Kota Larantuka
sebagai kota suci seperti apa, perlu
transparan dalam rangka informasi publik," kata Bethan.
Dia
mengharapkan niat menjadikan Larantuka sebagai kota suci sejalan dengan niat
menjadikan seluruh umat beragama menjadi pribadi yang suci sesuai kehendak
ilahi.
Kota Larantuka, ibu Kota Flores Timur, Nusa
Tenggara Timur (NTT), yang selama ratusan tahun terkenal dengan wisata rohani
Samana Santa, akan diusulkan menjadi kota suci bagi umat Katolik di Indonesia.
Usulan tersebut dengan alasan, Larantuka
merupakan kota yang menjadi bagian dari sejarah masuknya umat Katolik di
Indonesia, kata Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Eden Klakik.
Menurut dia, selain alasan sejarah masuknya
umat Katolik pertama di Indonesia, Kota Reinha, sebutan untuk Larantuka
merupakan kerajaan Katolik pertama di Indonesia.
Pertimbangan lainnya adalah perayaan Samana
Santa yang usianya sudah mencapai ratusan tahun di Flores Timur, dan
perayaannya masih tetap terlaksana dari dulu hingga sekarang, kata Eden
menambahkan.
Matakatolik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar