Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com- Presiden Jokowi memberi ucapan selamat hari perayaan Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Ucapan Pr...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
-
Matakatolik.com- Saudara sekalian yang terkasih, selamat merayakan tri hari suci paskah. Tri hari suci: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sa...
-
Matakatolik.com -Yohanes Bayu Samudro dilantik menjadi Dirjen Bimas Katolik oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, Senin 10 Agustus 20...
-
Viktus Murin Matakatolik.com -Tokoh Kristiani Tahun 2018 Pilihan Majalah Narwastu, Viktus Murin mengecam keras 'aksi paksa mengecap...
-
Matakatolik.com -Kasih harus menjadi pedoman dalam membangun Reksa Pastoral di Keuskupan Ruteng Manggarai Flores NTT. Hal ini disampaikan...
-
Matakatolik.Com – Cintaku kepada Katolik memuncak dalam misa pernikahan. “Pada saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Katolik,”...
-
Matakatolik.com -Umat katolik akan merayakan Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019. Perayaan Rabu Abu merupakan rangkaian dan proses menuju hari ra...

KAMPP: Orang Papua Bukan Monyet
Asrama Mahasiawa Papua saat Diseruduki di Surabaya.
Matakatolik.com-Kesatuan Aksi Mahasiswa Peduli Papua (KAMPP) menyayangkan ujaran kebencian berbau rasis yang dikeluarkan oleh oknum TNI kepada pemuda Papua di Asrama Papua Surabaya beberapa hari lalu.
KAMPP juga mendesak Kapolri Tito Karnavian untuk mencopot Kapolda Jawa Timur terkait kasus persekusi yang dialami mahasiswa di Surabaya.
KAMPP menilai bahwa Kapolda tidak becus menjaga keamanan warga negara Indonesia di Surabaya.
KAMPP sendiri terdiri dari HM, PMKRI, GMNI, Mahasiswa Papua Jabodetabek, Student Peace Institute, Semanggi Student Center, Forum Bhineka Jaya Cawang dan Student Center.
Menurut KAMPP, apa yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya merupakan bentuk kegagalan negara dalam menjamin hak dan keamanan warganya.
"Mendesak Kapolri Tito Karnavian mencopot Kapolda Jawa Timur karena lalai menjalankan tugas," ujar KAMPP dalam siaran pers yang diterima Matakatolik.com di Jakarta, Selasa (20/8/2019).
KAMPP mengatakan, meski telah merdeka selama 74 tahun, masih terdapat pelakuan diskriminasi terhadap warga Papua.
Bagi KAMPP, apa yang dialami mahasiswa di Papua dan kemudian memunculkan aksi besar-besaran di Manokawri merupakan bukti jika negara gagal menjalankan tugasnya sebagai penjamin karena tidak hadir untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia.
"Negara justru hadir sebagai aktor yang memprovokasi terjadinya tindakan rasis dan biadab tersebut.
Berikut isi pernyataan KAMPP:
1. Mendesak Kapolri Tito Karnavian mencopot Kapolda Jawa Timur karena lalai menjalankan tugas.
2. Negara harus berani mengadili oknum pelaku persekusi dan menuntut pertanggung jawaban dari Panglima TNI, Kapolri, dan Menteri Dalam Negeri
3. Menarik kembali militerisme di Papua. Kembalikan Militer ke barak!
4. Presiden Jokowi harus mengeluarkan Perppu Antirasisme agar peristiwa ini tidak terulang kembali di masa depan
5. Pemerintah harus membangun dialog Jakarta-Papua-Vatikan sebagai mediator
6. Tuntaskan pelanggaran HAM berat masa lalu di Papua
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar