Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
Solusi Untuk Anda!
Radikalisme dan Disintegrasi Mengancam Keutuhan Bangsa
Matakatolik.com-Menguatnya kelompok-kelompok tertentu dengan paham radikalisme menjadi tantangan disintegrasi bangsa. Yang dapat mengganggu keharmonisan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal ini disampaikan Ketua Presidium PMKRI Cabang Jakarta Pusat, Ignatius Pati Ola, dalam Seminar bertajuk “Indonesia Dalam Tantangan Radikalisme dan Disintegrasi Bangsa”, yang digelar PMKRI Cabang Jakarta Pusat, di Margasiswa 1 PMKRI, Kamis (5/9/2019).
“Kami menyadari betul akan situasi bangsa saat ini yang penuh dengan gejolak dan konflik yang mampu melahirkan disintegrasi bangsa. Konflik antar suku, agama dan etnis harus kita lawan dengan tanpa kecuali,” ujar Pati Ola.
Untuk itu, ia meminta agar semua elemen masyarakat dapat memerangi radikalisme. Dengan cara memberikan edukasi kebhinekaan, memperkuat dialog, dan melebarkan perjumpaan dengan sesama anak bangsa.
“Maka dari itu, tentu kita harus mampu memberikan edukasi yang baik tentang kebhinekaan kita ke seluruh masyarakat Indonesia,” ungkapnya.
Hadir sebagai narasumber Prof. Franz Magnis Suseno SJ. Ia mengingatkan lagi agar kita harus memiliki rasa kebangsaan yang lebih dalam menghidupi diri sendiri dan negara .
“Warga Indonesia harus merasa memiliki NKRI ini. Sebagai warga NKRI jangan ada diskriminasi diantara sesama masyarakat Indonesia,” kata Romo Magnis.
Radikalisme, kata dia, adalah kelompok yang punya sifat yang sangat ekslusif.
“Maka perlu untuk dicerna secara baik. Kita perlu menghindari konflik yang mampu memecahbelahkan persatuan dan kesatuan bangsa kita tercinta ini,” ungkapnya.
Dirintelkam Polda Metro Jaya, Kombes Pol Umar Effendi, mengatakan kita banyak identitas yang berbeda. Untuk itu perlu menghargai sesama terutama dalam hal menjaga dan memeluk agama masing-masing .
Ia juga meminta seluruh elemen masyarakat untuk memerangi terorisme.
“Terorisme perlu dicegah bersama. Kami mencegah tetapi harus sesuai aturan. Maka dari itu kita semua pelu kerja sama untuk menyelesaikan persoalan terorisme di Indonesia,” ujar Kombes Pol Umar.
Sementara Ketua Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika, Nia Sjarifudin, mengatakan kasus diskriminasi di Indonesia saat ini sangat tinggi.
Untuk itu, kata dia, negara harus hadir menyelesaikan semua peristiwa yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Agar ke depan kasus yang sama tidak lagi mencederai generasi bangsa.
“Saat ini diskriminasi sangat tinggi, perlu perhatian khusus oleh pemerintah pusat,” ujar Nia.
Sementara anggota DPD RI terpilih, Angelo Wake Kako, mengatakan ekstrimisme di Indonesia semakin berkembang pesat, terutama ekstrimisme pasar.
Untuk itu, ia berharap agar masyarakat ikut mendukung pemerintah melawan gerakan ekstrimisme. Pemerintah harus hadir dengan cara meningkatkan SDM berkualitas.
“Pembangunan SDM dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan ini yang semakin menggerogoti kita dengan segala bentuk perkembangan teknologi yang semakin maju,” ujar Angelo.
Hal lain yang perlu dilakukan adalah harus ada pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.
“Pembangunan harus merata. Cita dan harapan kemerdekaan harus di jalankan selaras dengan prinsip dan spirit kemerdekaan,” pungkas Angelo.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar