Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Kanwil Kemenag NTT Gelar Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah
Matakatolik.com- Bidang Pendidikan Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar Lokakarya penulisan karya ilmiah. Kegiatan ini diikuti para guru dan pengawas se-Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Ngada.
Kegiatan dimulai dari tanggal 4 -7 September 2019 di Hotel Victory Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Kegiatan ini diawali Perayaan Ekarisiti yang dipimpin RD. Inosensius Sutam.
Dalam khotbahnya RD. Inosensius Sutam menyampaikan sejarah manusia ditentukan oleh tulisan.
Ia mengatakan, dengan menulis orang dapat belajar dari sejarah yang pernah dilewati dan dialaminya.
Menurut dia, ada tiga unsur yang menjadi syarat utama untuk menulis yakni melihat masalah, mengelola masalah dan menemukan solusi dari malasah tersebut.
Karena itu, kata Romo Ino, ajaran sosial Gereja dengan tegas menyampaikan bahwa menulis adalah serangkaian hasil refleksi untuk melihat apa yang baik dan apa yang tidak baik.
Hasil dari refleksi itu, lanjut dia, dituangkan dalam tulisan untuk dilaksanakan.
Lebih lanjut, Romo Ino, mengatakan dalam diri manusia ada roh pengetahuan untuk berkata-kata dan menfasir.
Tafsiran itu adalah bentuk dari menulis. Yesus menyampaikan Akulah jalan kebenaran. Kebenaran itu adalah hasil dari sebuah refleksi melalui tulisan.
“Apa yang didengar ditulis, apa yang dilihat ditulis. Apa yang ditulis itu harus dilaksanakan. Dengan menulis kita dapat menjadi pelita bagi orang lain untuk mewartakan kasih dan suka cita bagi sesame,” kata Romo Ino.
Ketua Panitia, Yohanes Baptisa Seja, dalam laporannya menyampaikan kegiatan ini diikuti 40 orang.
Di antaranya dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai 12 orang, Manggarai Timur 8 orang, Manggarai Barat 8 orang, Ngada 8 orang, Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur 4 orang dan panitia.
Yohanes menyampaikan pemateri lokakarya ini adalah orang-orang yang berkompoten dalam bidangnya.
Sementara Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sarman Marselinus, menyampaikan untuk memaknai kegiatan ini secara baik, maka harus ada keterlibatan aktif dari semua peserta.
“Untuk itu, pentingnya motivasi dan disiplin yang tinggi. Kemampuan mengolah data, kemampuan berpikir logis (urut) dan terpadu (sistematis) dan kemampuan berbahasa,” kata Marsel.
Marsel menegaskan peserta harus berani untuk memulai. Ide dan gagasan yang baik, kata ida, muncul dari imajinasi yang tinggi.
“Oleh karena itu membaca adalah dasar dan kunci utamanya. Kebiasaan membaca harus menjadi dasar untuk menulis. Kebiasaan menulis akan membentuk karakter, kualitas dan eksistensi pribadi seseorang. Tulisan yang dibuat harus mampu menginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain. Saya berharap kegiatan lokakarya ini membawa hasil jangan sampai mubasir,” katanya.
Peserta asal Manggarai Barat, Babut Donatus, kepada Matakatolik.com, mengapresiasi kegiatan ini.
Ia mengatakan untuk menghasilkan tulisan yang baik, maka penulis harus punya niat.
Niat, kata dia, merupakan hal dasar mendorong seseorang untuk berani memulai.
“Karena prinsipnya kalau sudah berani memulai maka itu akan menjadi sebuah kebiasaan,” pungkas Donatus.
Vinsen Patno
(Wartawan Matakatolik Labuan Bajo)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar